https://jogja.times.co.id/
Berita

Sungai Code Dibersihkan Sultan hingga Wali Kota, UNESCO Ancam Bisa Cabut Pengakuan

Jumat, 19 September 2025 - 23:44
Sungai Code Dibersihkan Sultan hingga Wali Kota, UNESCO Ancam Bisa Cabut Pengakuan Gubernur DIY Sri Sultan bersama Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo melepaskan ikan di Sungai Code. (FOTO: Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Suasana Sungai Code di Kawasan Taman Perwira, Prawirodirjan, Kota Yogyakarta tampak berbeda pada Jumat (19/9/2025) pagi. Sejak matahari belum tinggi, ratusan orang dari berbagai elemen turun langsung bergotong royong membersihkan sungai legendaris yang membelah Kota Yogyakarta itu.

Tak tanggung-tanggung, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Wakil Wali Kota Wawan Harmawan, hingga Kepala BBWS Serayu Opak Maryadi Utama ikut masuk ke tepian sungai. Mereka bahkan menebar benih ikan sebagai simbol pelestarian ekosistem.

Kegiatan yang melibatkan Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, BBWS Serayu Opak, TNI, Polri, akademisi, komunitas sungai, hingga masyarakat ini dikemas dengan semangat “Kali Resik Rezeki Apik”. Pesan ini jelas mengajak untuk menjaga sungai bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh warga.

Dalam sambutannya, Sultan menegaskan pentingnya menjaga sungai sebagai bagian dari filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, ajaran luhur Jawa tentang harmoni dengan alam yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

“Pengakuan UNESCO ini ada laporan dan pengawasan setiap lima tahun sekali. Kalau tidak bisa menjaga dasar Hamemayu Hayuning Bawana, maka pengakuan itu bisa dicabut,” tegas Sultan.

Menurutnya, sungai bersih adalah indikator nyata kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Ia pun mengingatkan agar warga berhenti membuang sampah sembarangan ke sungai.

“Harapan saya dari kegiatan ini, masyarakat sadar betapa pentingnya sungai yang bersih. Jangan buang sampah atau benda yang mengotori sungai,” ujar Sultan.

Permukiman Menghadap Sungai, Bukan Dapur

Sultan juga mengusulkan agar rumah-rumah di tepi sungai diarahkan menghadap ke sungai, bukan membelakangi. Alasannya sederhana: jika ruang tamu menghadap sungai, warga akan merasa malu membuang sampah sembarangan.

ikan-di-Sungai-Code-2.jpg

Sultan menambahkan, sampah di Kali Code bukan hanya berasal dari Kota Yogyakarta, tetapi juga Sleman dan Bantul. Karena itu, Pemda berencana memasang trash barrier atau jaring sampah di hulu maupun hilir sungai untuk mengetahui asal sampah.

“Kalau Sleman buang sampah, nanti kelihatan. Begitu juga dari Bantul atau Kota. Harapannya, kesadaran masyarakat makin tinggi untuk tidak mencemari sungai,” jelas Sultan.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa kebersihan sungai menjadi prioritas Pemkot. Saat ini, sudah ada sembilan trash barrier di perbatasan Sleman dan akan ditambah lagi di titik tengah serta di selatan yang berbatasan dengan Bantul.

“Kita tidak hanya membersihkan darat, tapi juga sungai. Komitmen ini mencakup Sungai Code, Gajah Wong, hingga Winongo. Arahan Ngarsa Dalem agar jangan membuang sampah di sungai harus benar-benar kita taati,” kata Hasto.

BBWS: Sungai Bersih, Rezeki Apik

Kepala BBWS Serayu Opak, Maryadi Utama, menyebut kegiatan bersih-bersih dan tebar benih ikan ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesadaran masyarakat.

“Sungai adalah sumber kehidupan. BBWS tidak bisa bekerja sendirian. Harus ada gotong royong, edukasi, bahkan sanksi bagi yang merusak lingkungan,” tegasnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan simbolis penebaran ribuan benih ikan di Sungai Code. Harapannya, selain menjaga ekosistem, juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

Dengan semangat kolaborasi ini, Sungai Code diharapkan bukan hanya bersih dan indah, tapi juga menjadi ikon nasional pelestarian lingkungan. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.