TIMES JOGJA, BANTUL – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul (DKPP Bantul), Joko Waluyo, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan penutupan pasar hewan di Kabupaten Bantul menyusul meningkatnya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Kami akan melihat perkembangan kasus dalam satu hingga dua hari ke depan. Jika kasus semakin meningkat, maka ada kemungkinan pasar hewan akan ditutup. Saat ini, kami sudah memiliki rencana penutupan, tetapi masih menunggu data perkembangan kematian maupun penyebaran kasus dari Puskeswan di lapangan," jelas Joko, Rabu (8/1/2025).
Berdasarkan data terbaru per 7 Januari 2024, total hewan yang terjangkit mencapai 219 ekor. Dari jumlah tersebut, 30 ekor sapi dilaporkan mati, 2 ekor dipotong paksa, dan 187 ekor masih dalam kondisi sakit.
"Data hari ini belum masuk, kemungkinan sore nanti akan diperbarui. Kita lihat lagi kondisi hewan yang sakit maupun mati," tambahnya.
Joko juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan Sekretaris Daerah Bantul terkait rencana ini. Namun, keputusan akhir akan didasarkan pada situasi terkini. "Penutupan pasar hewan adalah kewenangan kabupaten. Meski ada surat edaran dari Menteri untuk mencegah penyebaran PMK, kami masih memantau situasi selama beberapa hari ke depan," tutupnya.
Langkah ini diambil sebagai upaya menekan penyebaran PMK di Bantul, mengingat pasar hewan menjadi salah satu tempat yang rentan terhadap penyebaran penyakit tersebut. DKPP Bantul juga mengimbau peternak untuk meningkatkan pengawasan terhadap ternak mereka dan segera melaporkan jika ditemukan gejala PMK. (*)
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |