TIMES JOGJA, BANTUL – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK di Kabupaten Bantul terus mengalami peningkatan signifikan. Hingga Rabu (8/1/2025), sebanyak dua ekor sapi di Kapanewon Bambanglipuro dilaporkan mati akibat penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Selain itu, 21 ekor sapi lainnya mengalami sakit.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Novriyeni, menyatakan bahwa total sapi yang terjangkit PMK sejak 1 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025 telah mencapai 283 ekor. Dari jumlah tersebut, 32 ekor mati, 2 ekor dipotong paksa, dan 249 ekor lainnya masih dalam kondisi sakit.
“DKPP Bantul terus melakukan berbagai upaya pengendalian untuk menekan angka kasus PMK ini. Hingga kini, kami telah melakukan vaksinasi terhadap 274 ekor sapi, disinfeksi di 55 lokasi, edukasi pencegahan di 153 lokasi, dan pengobatan terhadap 119 ekor sapi,” ujar Novriyeni.
Namun demikian, Novriyeni mengungkapkan bahwa pasokan dosis vaksinasi dari pemerintah pusat sangat diharapkan segera tiba, mengingat populasi sapi di Bantul mencapai sekitar 70 ribu ekor.
Sementara itu, Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan langkah untuk menutup pasar hewan jika situasi PMK terus memburuk dalam satu hingga dua hari mendatang.
“Penutupan pasar hewan menjadi opsi terakhir jika kasus terus meningkat. Langkah ini diambil guna mencegah penularan PMK yang lebih luas,” tegasnya.
DKPP Bantul mengimbau peternak untuk segera melaporkan gejala PMK pada ternak mereka serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya sebagai bagian dari langkah pencegahan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kasus PMK di Bantul Terus Meningkat, Kini 32 ekor Sapi Mati, dan 249 Lainnya Sakit
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Deasy Mayasari |