TIMES JOGJA, SIDOARJO – Menteri Kesehatan RI (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebut kasus Tuberkulosis (TBC) menjadi penyakit dengan tingkat kematian tertinggi di Indonesia setiap tahunnya.
Budi memaparkan, dari sekitar satu juta kasus TBC, angka kematian mencapai 136 ribu jiwa. Karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan pemeriksaan dan mempercepat pengobatan di seluruh daerah.
“Kunci utama penurunan kasus TBC adalah deteksi dini dan pencegahan cepat. Asal bisa skrining lebih cepat, obatnya sudah tersedia,” kata Menkes Budi Gunadi saat ditemui di sela kegiatan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Minggu (9/11/2025).
Budi menjelaskan, kendala utama dalam percepatan pencegahan TBC adalah proses skrining. Sebab, gejala penyakit ini seringkali mirip batuk biasa, sehingga perlu dilakukan tes laboratorium untuk memastikan apakah seseorang terjangkit TBC atau tidak.
Untuk mempercepat proses pemeriksaan, Kementerian Kesehatan berencana mengeluarkan alat tes baru yang lebih praktis dibanding sebelumnya. Alat ini bekerja mirip seperti tes swab Covid-19. “Alatnya kecil dan tidak butuh laboratorium. Nanti bisa digunakan di puskesmas maupun klinik,” ungkapnya.
Budi menambahkan, penanganan TBC tidak selalu harus dilakukan di rumah sakit. Penyakit ini bisa diatasi di fasilitas kesehatan dasar agar penanganannya lebih cepat. “Kalau di puskesmas atau klinik sudah bisa ditangani, tentu akan lebih cepat,” jelasnya.
Alat tes baru tersebut diklaim memiliki akurasi yang sama dengan alat laboratorium konvensional. Teknologi itu sudah diuji coba di Jawa Barat dengan hasil yang baik.
“Kalau alat yang lama harus pakai dahak, sekarang cukup di-swab dari area mulut. Tahun ini Kemenkes mulai melakukan pilot project di 100 titik dan akan dikembangkan ke delapan provinsi, termasuk Jawa Timur,” pungkasnya.
Sementara itu, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo mencatat jumlah penderita TBC sejak Januari hingga 3 November 2025 mencapai 548 kasus pada kelompok usia anak (0–14 tahun). Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 802 kasus.
Secara keseluruhan, total kasus TBC di Sidoarjo sejak Januari hingga awal November 2025 tercatat sebanyak 5.048 kasus, dengan 4.500 di antaranya merupakan usia dewasa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Skrining TBC Tak Perlu Dahak Lagi, Menkes RI: Bakal Ada Alat Tes Swab Mulut yang Akurat
| Pewarta | : Syaiful Bahri |
| Editor | : Ronny Wicaksono |