https://jogja.times.co.id/
Berita

Israel dan AS Satu Frekuensi Soal Gaza, Begini Rencana Mereka

Kamis, 06 Maret 2025 - 13:12
Israel dan AS Satu Frekuensi Soal Gaza, Begini Rencana Mereka Trump saat bertemu dengan delegasi sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza di Gedung Putih. (FOTO: Al Jazeera)

TIMES JOGJA, JAKARTAIsrael dan Amerika Serikat satu frekuensi soal perang di Gaza,

Kepala Staf Angkatan Darat Israel yang baru, Eyal Zamir menggemakan tahun 2025 adalah tahun perang. Sedangkan Presiden AS, Donald Trump mengancam akan ada 'neraka' bila Hamas yang berada di Gaza tidak membebaskan sandera yang hidup maupun yang sudah mati.

Eyal Zamir menggantikan Herzi Halevi yang mengundurkan diri. Sementara dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump menggemakan ancaman kepada Hamas untuk segera membebaskan semua sandera Israel, dan jika tidak, maka akan ada "neraka".

Trump memperingatkan agar membebaskan para sandera baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Selain itu Trump juga memberi peringatan kepada Hamas agar pergi dari Gaza, dan juga memperingatkan rakyat Gaza.

"Masa depan yang indah menanti, tetapi tidak jika anda menyandera mereka. Jika anda melakukannya, anda akan mati!," tulis Trump di Truth Socialnya.

Eyal Zamir langsung membuat beberapa perubahan dalam kepemimpinan angkatan darat beberapa jam setelah menjabat.

Seperti dikutip Anadolu Agency dari media Israel, bahwa Zamir telah menunjuk Mayor Jenderal Yaniv Asor sebagai komandan Komando Selatan, dan Itzik Cohen sebagai kepala Divisi Operasi dan mempromosikannya ke pangkat Mayor Jenderal.

Zamir juga menyetujui perubahan struktural di tentara Israel, dan  menganggap tahun 2025 sebagai "tahun perang" dengan fokus pada Gaza dan Iran.

Eyal Zamir resmi menjabat Kepala Staf Angkatan Darat Israel sejak Rabu (5/3/2025) malam dan mengumumkan tanggung jawabnya atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Upacara pelantikannya berlangsung di markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, di hadapan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sejumlah pejabat. Pelantikannya dipimpin oleh Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz dan Halevi.

Saluran 14 Israel menyebutkan, setelah mengemban tugasnya, Zamir mengadakan pertemuan pertamanya dengan Forum Staf Umum, dimana ia menyampaikan arahan dan keputusan utama.

Menurut sumber yang sama, Zamir mengumumkan penunjukan Mayor Jenderal (Cadangan) Sami Turgeman sebagai kepala tim yang akan dibentuk untuk memeriksa investigasi atas peristiwa 7 Oktober, mengambil pelajaran darinya, serta menyerahkan laporan langsung kepadanya.

Zamir langsung  membubarkan "Divisi Strategi dan Iran" yang dibentuk pada tahun 2020. Ia kemudian membentuk brigade tank tambahan, mempelajari pembentukan brigade infanteri tambahan, serts menyusun kembali unit pengintaian lapis baja yang telah dibubarkan.

"Dalam pertemuan tersebut, ia mengatakan bahwa tahun 2025 akan menjadi "tahun perang. Dengan fokus pada Gaza dan Iran serta mempertahankan dan memperdalam pencapaian di bidang lain," tambah Channel 14.

Ia juga membahas masalah tahanan di Gaza, dengan mengatakan bahwa "pemulangan mereka merupakan kewajiban moral" dan ditegaskan tentara Israel akan berupaya memulangkan mereka semua. Ia mengatakan, foto-foto para sandera tersebut akan dipajang di kantornya hingga mereka kembali.

Selama karirnya, Zamir memegang posisi militer terkemuka, termasuk Wakil Kepala Staf, Panglima Wilayah Selatan, dan jabatan terakhirnya adalah Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan.

Zamir diketahui dekat dengan Benjamin Netanyahu dan Katz, dan juga dipandang sebagai sosok yang memiliki hubungan kuat dengan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Galant.

Pengangkatannya ke jabatan terjadi pada saat yang kritis, karena Israel mengatakan pihaknya sedang bersiap untuk melanjutkan perang di Gaza meskipun ada perjanjian gencatan senjata sejak 19 Januari.

Minggu tengah malam lalu, tahap pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang berlangsung selama 42 hari, secara resmi berakhir tanpa persetujuan Israel untuk memasuki tahap kedua dan mengakhiri perang.

Ancaman Neraka di Gaza

Dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump juga bersuara, ia mengeluarkan peringatan terakhir kepada Hamas yang berada di Gaza. Trump memperingatkan akan mengakhiri gerakan tersebut jika tidak segera membebaskan semua sandera Israel yang ditahannya dan memulangkan mereka yang telah mati.

"Ini peringatan terakhir anda! Kepada para pemimpin, sekarang saatnya meninggalkan Gaza, anda masih punya kesempatan. Juga kepada rakyat Gaza: Masa depan yang indah menanti, tetapi tidak jika anda menyandera mereka. Jika anda melakukannya, anda akan mati!" tulis Trump di Truth Social.

Trump mengatakan akan ada "neraka" nantinya jika para sandera tidak dibebaskan.

Selama pertemuan di Gedung Putih dengan delegasi sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza, Trump berkata, "Saya akan mengirimkan kepada Israel segala hal yang dibutuhkannya untuk menuntaskan tugas melawan Hamas" dan memperingatkan bahwa "tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika anda tidak melakukan apa yang saya katakan". (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.