TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta menggelar Workshop Fotografi bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bertema “Menjual Cerita, Meraup Cuan” di Pendopo Katmiyatan, Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Ngayogjazz 2025 ini bertujuan membekali para pelaku UMKM agar mampu memanfaatkan fotografi sebagai strategi pemasaran digital yang efektif. Puluhan pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha di sekitar lokasi acara musik tahunan tersebut tampak antusias mengikuti sesi pelatihan.
Ketua PFI Yogyakarta Andreas Fitri Atmoko mengatakan, workshop ini tidak hanya mengajarkan teknik dasar fotografi produk, tetapi juga memperkenalkan konsep visual storytelling untuk memperkuat komunikasi pemasaran.
“Melalui kombinasi sesi materi dan praktik langsung, peserta dibimbing untuk menghasilkan foto produk yang tak sekadar menarik secara visual, tapi juga mampu menyampaikan nilai dan cerita di balik produk mereka,” ujar Andreas di sela kegiatan.
Ia menambahkan, foto yang baik bukan hanya menampilkan objek, melainkan juga membangun emosi dan karakter produk.
“Kami ingin mendorong pelaku UMKM agar mampu mengemas visual produk secara kreatif, sehingga lebih menarik dan menumbuhkan kepercayaan konsumen,” katanya.
Workshop ini menghadirkan mentor dari kalangan pewarta foto profesional anggota PFI Yogyakarta yang berpengalaman di berbagai media nasional dan internasional. Para peserta dibimbing mempraktikkan teknik pencahayaan, komposisi, hingga pemanfaatan kamera ponsel untuk menghasilkan foto produk yang berkualitas.
Salah satu mentor, Desi Suryanto, menjelaskan bahwa sebagian besar pelaku UMKM sudah memiliki kamera ponsel, sehingga teknik yang diajarkan disesuaikan dengan peralatan yang mereka miliki.
“Kami menyederhanakan teknik pemotretan agar mereka bisa langsung praktik membuat materi promosi sendiri dari produk maupun jasa yang dihasilkan. Harapannya, dari foto yang bagus bisa mendatangkan cuan,” ujar Desi.
Workshop terbagi dalam tiga sesi utama: pemaparan storytelling visual oleh Komunitas Gembira Selalu, sesi teknik fotografi produk, serta praktik pengaplikasian foto dan video dengan penulisan storytelling.
Kolaborasi PFI dan Ngayogjazz: Dari Ide hingga Aksi
Inisiator sekaligus pendiri Ngayogjazz, Hattakawa, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini lahir dari semangat berbagi antar komunitas.
“Ngayogjazz bukan hanya tentang musik, tapi juga ruang bagi komunitas non-musik untuk berbagi ilmu dan memberi dampak bagi masyarakat. Ide workshop ini justru datang dari PFI Yogyakarta yang ingin berkontribusi lewat fotografi,” ujarnya.
Menurut Hatta, kolaborasi lintas komunitas seperti ini memperkuat semangat gotong royong yang menjadi roh utama penyelenggaraan Ngayogjazz.
“Ngayogjazz adalah wadah bersama. Silakan datang dengan konsep apa pun, asalkan membawa manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Antusiasme Peserta
Para peserta workshop mengaku kegiatan ini membuka wawasan baru tentang pentingnya foto produk dalam pemasaran.
“Kami jadi lebih percaya diri mempromosikan produk lewat media sosial. Dengan foto yang bagus, produk kami terlihat lebih menarik,” ujar ibu dukuh asal Imogiri itu.
Ia berharap pelatihan semacam ini dapat terus dilakukan agar pelaku UMKM di daerahnya makin siap bersaing, baik di pasar daring maupun luring.
Workshop fotografi ini menjadi bagian dari rangkaian Pra-Ngayogjazz 2025 yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat. Event utama Ngayogjazz akan digelar pada Sabtu (15/11/2025) di Kalurahan Imogiri, Bantul.
Melalui kolaborasi ini, PFI Yogyakarta berharap dapat berkontribusi nyata bagi masyarakat sekaligus memperkuat ekosistem UMKM di Yogyakarta. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kolaborasi PFI Yogyakarta dan Ngayogjazz Gelar Workshop Fotografi Bagi UMKM di Imogiri
| Pewarta | : Eko Susanto |
| Editor | : Deasy Mayasari |