https://jogja.times.co.id/
Berita

Labu Madu Ikon Baru Pertanian Kota Yogyakarta

Kamis, 13 November 2025 - 19:22
Labu Madu Jadi Ikon Baru Pertanian Kota Yogyakarta, Solusi Sehat Cegah Diabetes Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo bersama Polbangtan Yogyakarta–Magelang (YoMa) melakukan panen perdana Labu Madu. (FOTO: Pemkot Jogja)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kota Yogyakarta kini memiliki ikon baru dalam dunia pertanian perkotaan. Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo bersama jajaran Pemerintah Kota Yogyakarta dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta–Magelang (YoMa) melakukan panen perdana Labu Madu, Kamis (13/11/2025).

Tak sekadar panen, kegiatan ini juga menjadi momentum penting dalam mendorong inovasi pertanian organik berbasis pengolahan sampah.

Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi tinggi kepada Polbangtan YoMa atas pengembangan Labu Madu di lahan seluas dua hektare di tengah kota. Menurutnya, langkah tersebut menjadi terobosan penting di tengah keterbatasan lahan pertanian di perkotaan.

“Labu ini bisa jadi ikon pangan sehat di kota. Banyak warga perkotaan yang rentan diabetes, padahal Labu Madu ini kadar glutamiknya rendah. Jadi bisa kenyang tanpa takut gula darah naik,” ujar Hasto.

Hasto juga menilai, Labu Madu sangat ideal untuk konsep urban farming karena mudah ditanam dan tidak memerlukan lahan luas. Warga bahkan bisa membudidayakannya dengan sistem rambat di pekarangan atau pergola depan rumah.

Namun, ia menekankan bahwa pertanian perkotaan tidak cukup hanya menanam, melainkan harus terpadu (integrated farming) dengan pengolahan pupuk organik.

“Kita ingin Polbangtan mengembangkan Labu Madu organik menggunakan pupuk dari sampah organik Kota Yogyakarta. Jadi sehat, ramah lingkungan, sekaligus membantu mengatasi persoalan sampah,” tambahnya.

Sinergi Pemkot dan Polbangtan: Dari Sampah Jadi Pupuk

Menurut Hasto, Kota Yogyakarta saat ini menghadapi kelebihan volume sampah organik yang belum seluruhnya terkelola optimal. Karena itu, ia berharap kerja sama dengan Polbangtan YoMa dapat menghasilkan unit pengolahan pupuk organik percontohan yang bisa menjadi model bagi warga.

Pemkot Yogyakarta dan Polbangtan YoMa sebelumnya juga telah menjalin program “One Village One Sister University”, di mana Polbangtan turut mendampingi pengolahan sampah di dua kelurahan.

“Kami berterima kasih atas pendampingan Polbangtan. Harapannya kerja sama ini bisa diperluas dan berkelanjutan, demi mewujudkan Yogyakarta yang hijau dan sehat,” ujar Hasto.

Sementara itu, Wakil Direktur I Polbangtan YoMa, Endah Puspitojati, menjelaskan bahwa pengembangan Labu Madu berawal dari audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, pemerintah kota tengah mencari solusi pangan untuk membantu penanganan stunting melalui konsumsi Labu Susu.

Dari sana, Polbangtan mencari alternatif tanaman lain yang bernilai gizi tinggi, dan pilihan jatuh pada Labu Madu.

“Labu Madu memiliki indeks glikemik rendah, kaya energi, dan tinggi antioksidan. Warna oranye-nya menandakan kandungan beta-karoten yang baik untuk anak dan dewasa. Kami akan mengolahnya menjadi makanan sehat yang disukai balita, seperti puding,” ungkap Endah.

Upaya ini sekaligus memperkuat peran kampus dalam mencetak inovasi pangan fungsional dan meningkatkan literasi gizi masyarakat.

Teknologi Smart Farming di Tengah Kota

Menariknya, Polbangtan YoMa juga menerapkan teknologi smart farming dalam proses budidaya Labu Madu. Dosen sekaligus Kepala Bidang Studi Teknologi Benih, Agus Wartapa, menuturkan bahwa sistem penyiraman sudah dikendalikan melalui telepon seluler untuk efisiensi air dan tenaga.

“Penanaman Labu Madu cukup sederhana, bisa di pot atau langsung di tanah. Karena tanaman ini merambat, kita buatkan penopang bambu. Setelah tiga bulan sudah bisa dipanen,” jelasnya.

Agus menambahkan, Labu Madu di kampus ditanam menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik. Namun ke depan, fokusnya akan diarahkan sepenuhnya ke budidaya organik agar hasil lebih sehat dan ramah lingkungan.

“Tanaman ini maksimal dua kali panen agar kualitasnya tetap baik. Kalau dipaksakan, buahnya kecil dan menurun kualitasnya,” tambah Agus.

Program panen perdana Labu Madu ini menjadi sinyal bahwa pertanian perkotaan di Yogyakarta tidak lagi sekadar penghijauan, tetapi telah berkembang menjadi gerakan nyata untuk ketahanan pangan, pengelolaan sampah, dan kesehatan masyarakat.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota dan Polbangtan YoMa, bukan mustahil Labu Madu akan menjadi ikon baru Yogyakarta sebuah simbol kolaborasi antara ilmu, inovasi, dan cinta lingkungan. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.