https://jogja.times.co.id/
Berita

Ponpes dan Pemkot Yogyakarta Dukung Gerakan Mas JOS

Minggu, 19 Oktober 2025 - 09:32
Pesantren di Kota Yogyakarta Jadi Pelopor Gerakan Mas JOS di Hari Santri Nasional 2025 Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menanam pohon di pesantren dalam rangka Hari Santri Nasional 2025. (FOTO: Pemkot Jogja)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Momentum Hari Santri Nasional (HSN) 2025 tak hanya menjadi ajang memperkuat semangat keagamaan, tetapi juga menjadi momen penting bagi santri untuk menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Kali ini, Pondok Pesantren di Kota Yogyakarta bersinergi dengan Pemerintah Kota dan Kementerian Agama dalam mendukung Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS).

Gerakan Mas JOS yang selama ini dikenal sebagai program unggulan Pemkot Yogyakarta dalam mengurangi timbunan sampah, kini mendapat dukungan dari kalangan pesantren. Para santri tidak hanya diajak beribadah dan belajar ilmu agama, tapi juga dilatih mengelola sampah agar bernilai dan tidak mencemari lingkungan.

Wali Kota Yogyakarta: “Santri Bisa Jadi Teladan Gerakan Mas JOS”

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran lingkungan karena kehidupan santri lekat dengan nilai-nilai gotong royong dan kedisiplinan.

“Setiap hari pesantren menghasilkan sampah, termasuk sampah organik dari sisa makanan. Karena itu pengelolaannya harus dipikirkan dengan baik. Di PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien misalnya, sudah dibuat lubang biopori agar sampah organik bisa diurai langsung di lingkungan pondok,” ujar Hasto, Minggu (19/10/2025).

Menurut Hasto, gerakan reresik atau membersihkan lingkungan harus menjadi budaya di setiap pondok pesantren. Selain menjaga kebersihan, hal itu juga merupakan implementasi nilai “kebersihan sebagian dari iman”.

“Hari ini kegiatan gotong royong di lima titik pondok menjadi bukti nyata sinergi pesantren dan masyarakat. Ini bukan sekadar bersih-bersih, tapi juga membangun ukhuwah dan kepedulian sosial,” imbuhnya.

Kemenag Yogyakarta Dorong Pesantren Jadi Pusat Edukasi Lingkungan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Ahmad Shidqi, menilai bahwa keterlibatan pesantren dalam Gerakan Mas JOS menjadi langkah penting dalam mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah.

“Peringatan Hari Santri tahun ini kita isi dengan kegiatan Reresik Pondok Pesantren di lima titik: PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Minhajut Tamyiz Timoho, Al Barokah, Al Islam, dan Bener. Ini bentuk nyata sinergi lintas sektor untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Yogyakarta,” terang Shidqi.

Ia juga menekankan bahwa pesantren memiliki potensi besar sebagai agent of change dalam menjaga lingkungan. Santri, dengan disiplin dan solidaritasnya, bisa menjadi contoh konkret bagi masyarakat luas dalam mengelola sampah rumah tangga.

Santri Mulai Terapkan Pemilahan dan Pengolahan Sampah Mandiri

Perwakilan PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Minan Nurrohman, menuturkan bahwa pihaknya telah menjalankan sistem pemilahan sampah menjadi tiga kategori: organik, anorganik, dan residu. Namun, pengolahan sampah organik masih menjadi tantangan tersendiri.

“Dari Gerakan Mas JOS, kami belajar bahwa tidak semua sisa makanan bisa masuk ke biopori. Sisa makanan yang berlemak, berminyak, atau bertulang justru menghambat proses penguraian dan menimbulkan bau tidak sedap,” ungkapnya.

Meski begitu, pesantren tetap berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pengelolaan sampah agar lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Kami ingin santri tidak hanya pandai mengaji, tapi juga peduli pada kebersihan dan kelestarian lingkungan. Bersama Pemkot, Kemenag, dan warga sekitar, kami siap mendukung penuh Gerakan Mas JOS,” tegas Minan.

Kolaborasi antara pemerintah, Kemenag, dan pesantren ini menjadi bukti nyata bahwa isu lingkungan bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Dengan semangat gotong royong, program Mas JOS kini mulai merambah hingga ke lembaga pendidikan berbasis keagamaan.

Hasto berharap gerakan ini terus diperluas agar seluruh pesantren di Kota Yogyakarta memiliki sistem pengelolaan sampah mandiri.

“Santri adalah garda depan perubahan. Kalau pesantren bisa mandiri mengolah sampah, kita optimistis Yogyakarta bisa menjadi kota bersih dan berkarakter sesuai semangat Segoro Amarto,” jelas Hasto. (*)

Pewarta : Soni Haryono
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.