TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kawasan wisata Imogiri kembali menjadi magnet ribuan pecinta musik. Lorong-lorong kampung berubah menjadi ruang pertunjukan terbuka ketika Ngayogjazz 2025 resmi digelar, Sabtu (15/11/2025).
Festival jazz rakyat paling dinanti di Indonesia ini menghadirkan paduan unik antara musik, tradisi, dan keramahan khas masyarakat Yogyakarta yang membuat suasana sore di Imogiri terasa hangat sekaligus meriah.
Memasuki tahun ke-19, Ngayogjazz membuktikan eksistensinya sebagai festival budaya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi ruang regenerasi bagi musisi muda di Tanah Air. Dengan tema “Jazz Diundang Mbokmu”, penyelenggaraan tahun ini mengajak penonton untuk kembali merayakan musik dengan cara yang membumi, dekat dengan kehidupan warga, dan penuh kehangatan lokal.
Festival Jazz Bernuansa Kampung: Harmoni Seni dan Kehidupan
Tahun 2025 ini, Ngayogjazz menyatu tanpa jarak dengan warga Kalurahan Imogiri. Panggung-panggung diberi nama akrab Panggung Simbok, Ibu, Biyung, dan Simak, seakan menegaskan bahwa musik dapat tumbuh dan berbicara melalui bahasa keseharian masyarakat.
Di sepanjang area acara, Pasar Jazz juga tampil sebagai ruang ekonomi kreatif warga yang menampilkan produk UMKM lokal, mulai dari kuliner tradisional hingga kerajinan. Ini menjadi bukti bahwa festival bukan hanya panggung hiburan, tetapi ekosistem budaya yang lengkap.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf RI, Rizki Handayani Mustafa, yang hadir mewakili Menteri Pariwisata, menegaskan bahwa Ngayogjazz merupakan contoh nyata bagaimana kekuatan lokal dapat mengangkat sebuah festival ke level nasional.
“Ngayogjazz adalah simbol kolaborasi antara seniman dan masyarakat. Kekuatan lokal DIY menjadi ruh yang membuat festival ini tidak tergantikan. Ini adalah gerakan budaya yang merayakan kesederhanaan, kreativitas, dan keberagaman,” ujarnya.
Rizki juga menambahkan bahwa karakter unik Ngayogjazz sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong event daerah berbasis intellectual property. Dengan prestasi masuk lima kali dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) dan dua kali tembus Top 10, Ngayogjazz dianggap memiliki nilai budaya yang kuat serta dampak ekonomi bagi pariwisata.
Imogiri sebagai Gerbang Budaya: Identitas yang Ditampilkan Melalui Jazz
Panewu Kapanewon Imogiri, Slamet Sentosa, menyampaikan bahwa penunjukan Imogiri sebagai tuan rumah menjadi kehormatan besar bagi wilayahnya.
“Imogiri punya potensi budaya yang lengkap, baik fisik maupun nonfisik. Dalam Ngayogjazz, potensi itu tampil dan dinikmati masyarakat luas. Ini adalah panggung di mana tradisi dan kreativitas hidup berdampingan,” tegasnya.
Batik, keris, wayang, hingga seni kontemporer tampil berdampingan dengan alunan jazz, menunjukkan bagaimana local wisdom dapat beradaptasi dan tetap relevan.
Tahun ini, Ngayogjazz fokus besar pada regenerasi musisi muda. Aji Wartono, Board of Creative Ngayogjazz, mengungkapkan bahwa panggung festival dibuka lebar bagi para talenta baru untuk tampil berdampingan dengan musisi senior nasional maupun mancanegara.
“Musisi senior tetap menjadi pijakan. Namun panggung ini kami buka selebar mungkin bagi generasi baru agar mereka tumbuh dengan pengalaman langsung,” jelasnya.
Kolaborasi antara ISI Yogyakarta, Jazz Camp, serta musisi dari Belanda dan Prancis menjadikan festival ini tidak hanya menampilkan musik, tetapi juga menghadirkan ruang pendidikan dan pertukaran budaya.
Sebelum musik mengalun di empat panggung besar, sebuah kirab budaya mengantarkan semangat festival menyusuri kampung.
Bregada Rekta Giri Goratomo Minggiran, Sholawatan Mudo Palupi Kembang, hingga Pagoejoeban Onthel Djogjakarta ikut ambil bagian. Kirab ini menjadi simbol sinergi antara jazz dan budaya Jawa—tradisi bertemu modernitas dalam satu ruang yang sama.
37 Grup Musik Panaskan Panggung
Banyak nama besar turut meramaikan Ngayogjazz 2025, di antaranya Andri Dinuth, Personel The Bakuucakar, Olski, dan Kolaborator internasional dari Belanda & Prancis.
Total 37 grup musik tampil dengan komposisi berbeda di setiap panggung, memastikan setiap sudut Imogiri dipenuhi dentuman ritme, improvisasi, dan energi kreatif tanpa henti.
Pada penyelenggaraan tahun 2025 ini, Ngayogjazz menerima Sertifikat Apresiasi dari Komunitas Jazz Indonesia (KJI) sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusinya membuka ruang yang inklusif bagi komunitas jazz se-Indonesia. Ini semakin menegaskan posisi Ngayogjazz sebagai “rumah bersama” bagi para musisi.
Dengan seluruh rangkaian acara yang melibatkan musisi, seniman, warga, dan komunitas budaya, Ngayogjazz 2025 bukan sekadar festival musik. Ia adalah perayaan identitas, budaya, dan kebersamaan.
Festival ini mengajarkan bahwa jazz bisa lahir di mana saja—bahkan di tengah kampung, di antara pasar rakyat, dan dalam hangatnya sapaan warga Imogiri.
Musik tidak hanya diperdengarkan, tetapi dirayakan, dirawat, dan diwariskan kepada generasi berikutnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ngayogjazz 2025 Guncang Imogiri: Menyatukan Musik, Budaya, dan Generasi
| Pewarta | : Soni Haryono |
| Editor | : Deasy Mayasari |