TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kabupaten Bantul berpeluang besar masuk jaringan kota kreatif dunia. Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan seluruh potensi ini sudah dipaparkan dalam Forum Group Discussion (FGD) usulan jejaring kota kreatif dunia versi UNESCO di Jakarta, Selasa 14 Februari 2023.
Dalam paparannya Abdul Halim Muslih memastikan, industri kreatif menjadi salah satu sektor unggulan Kabupaten Bantul bersama sektor pariwisata dan pertanian. Khusus untuk sektor kerajinan, mampu menyumbang 70 persen total ekspor kerajinan DIY. Dengan nilai ekspor mencapai Rp 2,3 Triliun pada tahun 2021.
Kabupaten Bantul memiliki 44 sentra industri kreatif mulai dari Batik, Kulit, Gerabah, Kayu, Keris, Mebel, Anyaman dan Bambu. Industri ini mewadahi 25.442 pelaku industri kecil, yang menyerap105.404 tenaga kerja. Beberapa sentra industri kerajinan sudah cukup dikenal dunia internasional. Seperti Batik Giriloyo, Gerabah kasongan dan kulit manding.
Keunggulan sektor industri kreatif Kabupaten Bantul sudah diakui secara nasional. Dengan diterimanya beberapa penghargaan di bidang kriya sebagai kabupaten kreatif subsektor kriya pada tahun 2017 dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Serta tahun 2022 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kedua penghargaan ini menjadi modal penting bagi Bantul menuju jejaring kota kreatif dunia," tegas Abdul Halim Muslih di ruang kerjanya, Kamis (16/2/2023).
Kabupaten Bantul juga memiliki faktor pendukung lain, untuk terus memajukan sektor industri kreatif. Antara lain letak geografis yang didukung keberadaan Yogya Intenasional Airport (YIA) dan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Selain itu juga SDM kreatif dari perguruan tinggi yang selalu tersedia, serta sektor pariwisata yang berkembang pesat.
Potensi dan dukungan tersebut belum cukup untuk mengantar Bantul masuk jaringan kota kreatif dunia. Bila tidak didukung kebijakan pemerintah daerah.
Untuk itu pemerintah kabupaten Bantul sudah menyusun beberapa langkah strategis. Diantaranya pembentukan kemitraan, penguatan ekosistem ekonomi kreatif dan branding Bantul City of Craft and Folk Art.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Bantul membentuk Komite Ekonomi Kreatif (KEK). Lembaga yang secara khusus akan mengawal langkah Kabupaten Bantul agar dapat masuk dalam jaringan kota kreatif dunia versi UNESCO. Seperti Pekalongan, Jakarta, Bandung dan Ambon yang sudah lebih dahulu bergabung.
Namun langkah Bantul untuk masuk jaringan kota kreatif dunia tidak mudah. Sebab dari dalam negeri saja, terdapat 4 daerah lain yang juga ingin meraih target serupa. Bahkan ada daerah memilih kluster craft and folk art seperti Bantul, yakni Ponorogo Jawa Timur dan Surakarta Jawa Tengah. Selain Salatiga Jawa Tengah dan Bitung Sulawesi Utara.
Deputi bidang pengembangan destinasi dan infrastruktur Kemenparekraf FX Teguh memastikan, kelima daerah yang masuk nominasi sudah memenuhi beberapa ketentuan dan kriteria. Antara lain, mengikuti pengisian dan uji petik kegiatan penilaian mandiri kabupaten/ kota kreatif (PMK3I). Serta komitmen dan regulasi dari pemerintah daerah.
Serta terbentuknya komite ekonomi kreatif, yang akan mengawal proses menuju jejaring kota kreatif dunia. Selain tersedianya rencana jangka pendek, menengah dan panjang untuk menuju jejaring kota kreatif dunia. (*)
Pewarta | : Totok Hidayat |
Editor | : Deasy Mayasari |