https://jogja.times.co.id/
Berita

Kisah Nyai Muhsinah Selalu Ajak Putra-Putrinya dalam Setiap Kegiatan Organisasi NU

Kamis, 29 Februari 2024 - 09:40
Kisah Nyai Muhsinah Selalu Ajak Putra-Putrinya dalam Setiap Kegiatan Organisasi NU Nyai Hj Muhsinah ketika melepas rombongan Muslimat yang akan berangkat mengikutu Harlah Muslimat ke 78 di Jakarta beberapa waktu lalu. (FOTO: Dok. Nyai Hj Muhsinah)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Keberhasilan seorang anak dalam meniti karir, berbisnis atau menjalani kehidupan sehari-hari tentu tak dapat dilepaskan dari sosok orang tua terutama sang ibu. Ungkapan ini nampaknya sangat tepat ditujukan kepada sosok Nyai Muhsinah.

Kepada TIMES Indonesia, ibunda Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas ini menceritakan, sejak remaja dirinya sudah aktif terlibat langsung dalam organisasi perempuan yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).

Ketertarikan terlibat langsung dalam pergerakan organisasi perempuan itu dimulai ketika dirinya masih duduk dibangku sekolah.

Kala itu, isteri Almagfurallah KH Cholil Bisri ini aktif menggerakkan roda organisasi bernama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Sebuah organisasi perempuan yang dikhususkan bagi mereka para perempuan yang masih berstatus sebagai seorang pelajar.

Nyai-Muhsinah-2.jpg

Dalam organisasi IPPNU, baik itu tingkat ranting (kalurahan) hingga pusat (nasional), peran Nyai Muhsinah tidak sekadar sebagai makmum saja. Sebaliknya, ibunda Gus Yaqut ini sering menjadi motor penggerak organisasi yang menaunginya.

Setelah menginjak remaja, putri dari KH Shoimuri, Solo ini tak ingin lepas dari dunia pergerakan. Nyai Muhsinah kemudian bergabung dengan organisasi yang jenjangnya lebih atas yaitu Fatayat.

Dalam organisasi ini, pengaruh ibunda Gus Yahya sangat kuat. Berbagai ide dan gagasan untuk membesarkan Fatayat selalu mendapat dukungan dari pengurus dan para anggotanya. Termasuk berbagai program kerja yang bertujuan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Zaman remaja dulu, saya sering keluar kota. Dulu sering naik bus ketika pergi untuk acara organisasi, terkadang bersama teman, juga sering sendirian,” kata Nyai Muhsinah kepada TIMES Indonesia di kediamannya Komplek Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Bahkan, usai menikah dengan KH Cholil Bisri pada 19 Oktober 1964, Nyai Muhsinah pun tetap masih aktif berorganisasi. Baik di dalam organisasi Fatayat dan Muslimat. Hal ini dilakukan karena dirinya memang senang berorganisasi, berkumpul, dan membangun jejaring dengan berbagai pihak.

“Ada banyak hal yang diperoleh ketika aktif berorganisasi. Selain dapat banyak teman dan pengalaman, kita jadi tahu dunia luar yang ada di luar pondok pesantren,” papar Nyai Muhsinah.

Setelah menikah dengan KH Cholil Bisri, Nyai Muhsinah dikarunian delapan orang putra-putri. Delapan putra-putrinya tersebut kini menjadi tokoh bahkan tokoh berpengaruh di negeri ini.

Pertama adalah KH Yahya Cholil Staquf yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Kedua yaitu Ummi Kalsum Cholil Dzalij disusul Zaenab Cholil Qotsumah. Selanjutnya, putra keempatnya yaitu Yaqut Cholil Qoumas yang kini menjabat sebagai Menteri Agama RI.

Nyai-Muhsinah-3.jpg

Berikutnya, Faizah Cholil Tsuqoibak, Bisri Cholil Laquf dan Mohammad Hanies Cholil Barro yang kini masih menjabat sebagai Wakil Bupati Rembang, Jawa Tengah. Terakhir adalah Mohammad Zaim Cholil Mumtaz.

Komitmen dan loyalitas Nyai Muhsinah terhadap organisasi NU tak diragukan lagi. Ketika sudah dikaruniai seorang putra-putri, Nyai Muhsinah masih saja aktif berorganisasi. Bahkan, ia kerap mengajak putra-putrinya ketika sedang mengikuti kegiatan organisasi Fatayat maupun Muslimat, dan NU.

“Saya sengaja mengajak anak-anak agar mereka tahu kesibukan ibunya. Agar mereka tahu apa yang dilakukan ibunya ketika berada di luar rumah,” tandas Nyai Muhsinah.

Selain itu, tujuan mengajak putra-putrinya dalam setiap kegiatan organisasi adalah agar mereka memiliki jiwa penggerak sama seperti ibundanya. Baginya, pengenalan kepada oraganisasi penting dilakukan sejak usia dini.

“Dengan demikian, anak-anak bisa belajar dari orang tuanya. Kita mengajarkan langsung kepada anak-anak bersosialisasi dengan dunia luar sehingga mereka memiliki kepekaan sosial yang tajam,” pintanya.

Alhasil, delapan putra-putri Nyai Muhsinah kini menjadi tokoh berpengaruhi di negeri ini. Hal ini tentu tidak lepas dari pola asuh yang diterapkan oleh Nyai Muhsinah dilingkungan keluarganya bersama almagfurallah KH Cholil Bisri.

“Dari dulu sampai sekarang, setiap saat saya selalu mendoakan anak-anak agar selalu diberikan kesehatan dan kelancaran oleh Allah SWT ketika mereka sedang menjalankan aktivitas keseharian. Baik yang ada hubungan dengan keluarga, organisasi, pekerjaan, sosial, dan kemanusian,” jelas Nyai Muhsinah.

Di usianya yang tak lagi muda, pengabdian, komitmen, dan loyalitas Nyai Muhsinah terhadap umat tak luntur. Saat ini, ia masih aktif memberikan pendampingan dan pembinaan kepada generasi penerusnya di lingkungan NU dan lainnya.

Salah satunya adalah menjadi Pembina Jamiyah Perempuan Pengasuh Pesantren, dan Mubaliqhoh (JPPPM). Sebuah organisasi yang beranggotakan para Ibu Nyai, Ning, dan Mubaliq Perempuan se-Indonesia.

“Beliau ini, Bu Nyai Muhsinah sangat aktif di JPPPM. Beliau sering memberikan arahan, nasihat, ide dan gagasan untuk kemajuan Perempuan Indonesia. Tidak hanya perempuan yang ada di lingkungan pesantren tapi di luar pesantren juga,” jelas Ketua Nawaning se-Indonesia JPPPM, Fetra Nurhikmah. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.