https://jogja.times.co.id/
Berita

Kisah Inspiratif Alfiana Asti Premasari, Wanita Penyandang Cerebral Palsy Menjadi Translator Bahasa Asing

Selasa, 16 Mei 2023 - 20:41
Kisah Inspiratif Alfiana Asti Premasari, Wanita Penyandang Cerebral Palsy Menjadi Translator Bahasa Asing Alfiana Asti Premasari, Salah satu penyandang Cerebral Palsy yang aktif menjadi juru bahasa atau translator di Yogyakarta. Ia juga merupakan Sekretaris WKCP Youth DIY. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kisah inspiratif penyandang Cerebral Palsy (CP) di kota Yogyakarta bernama lengkap Alfiana Asti Premasari tengah menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini. Pasalnya, perempuan yang akrab disapa Alfi tersebut menjadi juru bahasa atau translator untuk bahasa asing bagi mahasiswa maupun umum.

Meski menyandang Cerebral Palsy, namun pihaknya tidak menyerah untuk menyalurkan bakat dan skill yang dimilikinya sejak awal kuliah. Ditemui di kediaman pribadinya, Selasa (16/5/2023) di Jalan Kaliurang Km 13,5, Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta, Alfi tak malu-malu untuk menceritakan perjalanan hidupnya hingga kini kepada media.

Alfiana-Asti-Premasari-2.jpgAlfiana Asti Premasari bersama para mahasiswa saat berkuliah S2 di UNY. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)

Alfi menceritakan, awalnya mendapat dorongan atau motivasi dari keluarganya yang kebetulan menyukai bahasa Inggris. Selain itu juga, sebelum memutuskan untuk mengambil study S1 dan S2, Alfi sempat bekerja di salah satu perusahaan asing di Indonesia. 

“Saat itu aku penasaran karena setiap atasan di kantor selalu berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Sebelum aku kuliah S1 dan S2, aku sudah bekerja dulu dan mempelajari bahasa asing,” ungkap Alfi.

Mulailah saat itu, lanjut Alfi, pada saat SMP tertarik untuk mempelajari lebih lanjut bahasa Inggris. Bahkan, di usia yang masih belia itu Alfi telah diberikan kepercayaan oleh guru-guru SMP untuk menjadi tutor bahasa asing.

“Dari modal itu aku akhirnya bisa kuliah S1 jurusan pendidikan bahasa asing di UII Yogyakarta dan lulus dengan predikat cumlaude mahasiswi terbaik di kampus UII,” ungkapnya.

Ditambahkan Alfi, pihak kampus UII juga memberikan penghargaan atas prestasi serta dedikasi karena pihak kampus mengetahui bahwa Alfi bergerak dan memperjuangkan hak-hak penyandang difabel selama dirinya berkuliah. 

“Dan saat itu aku mulai dipanggil pihak universitas maupun organisasi-organisasi untuk memberikan motivasi kepada semua orang betapa pentingnya belajar bahasa asing terutama untuk teman-teman difabel,” ujar Alfi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) Youth DIY tersebut.

Namun di satu sisi, Alfi sempat vakum menjadi translator tepat pada tahun 2018 dikarenakan dirinya melanjutkan study S2 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sehingga, Alfi baru bisa memulai aktivitasnya kembali di awal tahun 2023 ini.

“Di akhir tahun 2022 lalu, aku mulai melakukan posting-posting di media sosial hasil dari terjemahan-terjemahan bahasa, lalu membuat flyer dan iklan untuk terjemahan. Akupun juga mempromosikan diri saya sebagai pembuat materi pembelajaran dan tutor bahasa asing,” kata Alfi.

Disinggung soal ada kendala atau tidak menjadi translator, Alfi mengutarakan bahwa biasanya para pelanggan meminta kepada dirinya untuk mengkoreksi hasil terjemahan. Sebab, sebagai penerjemah tentu harus teliti dalam mengkoreksi atau menterjemahkan kata demi kata.

Lebih lanjutnya, kebanyakan dari kalangan mahasiswa yang ingin mengirimkan artikel atau jurnal ke universitas-universitas baik dari dalam maupun luar negeri, diwajibkan perlu mengikuti deadline atau pola-pola penulisan yang diminta dari pihak universitas. 

“Di sini, tugas penerjemah hanya menterjemahkan. Tetapi, kadang-kadang mereka meminta saya untuk menyesuaikan dengan template universitas yang diminta, jadi ini mungkin kendala saya selama ini,” tuturnya.

“Jadi saya tekankan sekali lagi bahwa tugas penerjemah hanya memperbaiki atau menterjemahkan kata-kata yang perlu diterjemahkan. Jadi soal template misalnya, itu semua adalah tanggung jawab dari pelanggan itu sendiri,” Alfi menambahkan.

Untuk itu, Sesuai dengan visi dan misi dari WKCP sendiri yaitu memberikan pelatihan untuk kemandirian teman-teman difabel dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial maupun politik, maka ia berharap agar seluruh lapisan masyarakat bisa memahami arti dari sebuah kemanusiaan tanpa memandang diskriminasi.

“Visi dan misi inilah kami keluarga besar WKCP ingin bermandiri sesuai dengan bakat masing-masing dalam memberikan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara,” harap Alfiana Asti Premasari, penyandang Cerebral Palsy yang aktif sebagai juru bahasa atau translator. (*)

Pewarta : Hendro Setyanto Baskoro
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.