TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Untuk mendukung ketahanan UMKM dari dampak kenaikan harga BBM, DPC PKS Bantul menggelar Business Opportunity Expo (BOE), Senin (3/10/2022). Digelar di Padepokan Suluh Sasmita Ringinharjo Bantul, 55 UMKM ambil bagian dalam kegiatan ini. Mengambil tema "Pasar Kita Bersama", kegiatan dibuka oleh Ketua DPD PKS Bantul Agung Laksmono.

Ketua DPD PKS Bantul Agung Laksmono menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai wujud spirit islam rahmatan lil 'alamin. PKS sebagai parpol berbasis islam, berkomitmen memberikan kontribusi bagi pemberdayaan masyarakat. Khususnya dalam sektor ekonomi, sebagaimana telah dilakukan oleh Serikat Dagang Islam pada 1905.

"Apa yang dilakukan Serikat Dagang Islam pada saat itu, memberikan inspirasi kepada siapapun yang berusaha membangkitkan perekonomian," tegas Ketua DPD PKS Bantul Agung Laksmono.

BOE merupakan program yang digelar di 5 DPD PKS, mencakup 76 kapanewon dan kemantren di DIY. Untuk mendorong pertumbuhan UMKM, yang merupakan bagian dari perekonomian rakyat, BOE perlu dilakukan. Mengingat saat ini pelaku UMKM menghadapi banyak tantangan. Seperti pandemi yang menyebabkan ekonomi stagnan.

Kenaikan harga BBM, menjadi tantangan terbaru bagi UMKM. Kenaikan BBM yang menyebabkan naiknya harga bahan baku dan biaya produksi. Kondisi ini membuat UMKM membutuhkan tambahan modal. Kehadiran DPD PKS melalui program BOE diharapkan dapat mendukung daya tahan UMKM. Sehingga tetap dapat bertahan di masa - masa sulit.

Ketua panitia Susiawan Indramala mengaku, pada kegiatan tersebut membagikan 300 voucher kepada pelaku UMKM. Voucher diharapkan dapat menjadi tambahan modal usaha bagi UMKM. Sebagai bentuk kontribusi nyata untuk mendukung kebangkitan UMKM.  Sampai saat ini, ada 180 UMKM yang berada di bawah binaan DPC PKS Bantul.

Kepala Bidang Pengembangan Jaringan Ekonomi DPD PKS Bantul Amalia Ustadz Muhammad memastikan, BOE bukan satu - satunya program DPD PKS Bantul. Sebab terdapat program - program lain untuk mendukung kebangkitan UMKM. Seperti pelatihan dan pendampingan bagi UMKM binaan. Agar dapat tumbuh dan berkembang bersama.

Dikemas dalam beragam bentuk, mulai dari diskusi hingga pengajian, kegiatan memiliki tujuan berbagi pengalaman dan bertukar ide antar pelaku UMKM. Kegiatan digelar secara bergilir ke seluruh DPC. Sekaligus untuk memperluas dan memperkuat jaringan UMKM di Bantul, sebagai bentuk keberpihakan terhadap ekonomi kerakyatan.

Anggota Fraksi PKS DPRD Bantul Sigit Nursyam Priyanto menilai, pelaku UMKM membutuhkan media untuk melakukan transaksi. Kondisi ini dapat dilihat dari tingginya partisipasi UMKM pada BOE. Serta tingginya nilai transaksi meski hanya digelar dalam satu hari. Sehingga pada pelaksanaan berikutnya bisa digelar dalam waktu yang lebih lama.

Menyikapi keterbatasan waktu untuk BOE, DPD PKS juga menggagas fasilitas perdagangan online. Menyusul warga yang sudah terbiasa melakukan belanja online selama masa pandemi. Peluang ini harus ditangkap oleh pemangku kebijakan publik. Dengan membuat fasilitas perdagangan online dengan kriteria mudah dan murah bagi UMKM.

Menindaklanjuti peluang ini, DPD PKS menggagas munculnya pasar online melalui grup WhatsApp. DPD PKS akan berkoordinasi dengan Diskominfo Bantul. Untuk membahas masalah ini. Selain terus menggalakan gerakan Jajan Tonggo Nglarisi Konco (JAGORIKO) sebagai gerakan yang sudah lama berjalan. Serta terbukti mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. 

Sumiyati salah satu peserta, mengaku beruntung dapat mengikuti BOE. Karena dapat meningkatkan nilai transaksi produknya baik transaksi secara langsung maupun berupa pesanan. Sehingga dapat mendorong usahanya agar dapat terus bergulir di tengah situasi yang serba tidak menentu. 

BOE yang digelar PKS Bantul juga dapat menjadi media promosi yang efektif bagi produk roti keringnya. Karena dikunjungi banyak masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat di Bantul. Meski tidak membeli secara langsung, namun sebagian pengunjung meminta nomor kontak untuk melakukan pemesanan saat membutuhkan. (*)