Wisata

Nasib Tarekot Malang Tak Menentu, Kini Tak Ada yang Bisa Kelola

Rabu, 15 Februari 2023 - 14:24
Nasib Tarekot Malang Tak Menentu, Kini Tak Ada yang Bisa Kelola Kondisi kawasan Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, MALANG – Taman Rekreasi Kota (Tarekot) yang terletak di belakang Balai Kota Malang kini tengah berada di masa 'mati suri'.

Pasca pembubaran UPT Tarekot pada tahun 2022 lalu, tidak ada pengelolaan yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang). Kini, nasib Tarekot berada di tangan Bagian Umum Pemkot Malang.

Akan tetapi, Kepala Bagian Umum Pemkot Malang, Yani Prasetyo mengaku bahwa pihaknya hanya berkewenangan untuk memelihara saja, tidak untuk mengoperasikan. 

"Pasca penghapusan UPT oleh provinsi, Bagian Umum hanya memelihara saja. Dulu ketika ada UPT, dikelola di bawah Disporapar (Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata). Dari 19 UPT, kini yang tersisa tinggal 8 saja, lainnya dibubarkan," ujar Yani, Rabu (15/2/2023).

Ia mengaku, pemeliharaan yang dilakukan oleh Bagian Umum Pemkot Malang seperti menjaga kebersihan kolam hingga memindahkan kandang hewan yang ada.

Kini, status Tarekot memang tutup total tanpa adanya layanan pariwisata. Hal ini sudah terjadi sejak Desember 2022 lalu.

Terlihat, kawasan Tarekot dari pantauan TIMES Indonesia memang sangat tidak terurus setelah Gedung Mini Block Office didirikan.

Satwa-satwa yang dulunya ada, kini sudah tiada. Hanya tersisa sejumlah kandangnya saja, termasuk kandang yang tinggi menjulang yang dulu digunakan untuk burung-burung.

Bahkan, kolam renang yang berada di paling bawah juga terlihat tak terurus. Jika di bayangkan, seperti tempat horror bukan lagi tempat wisata.

"Kami tidak punya kewenangan untuk mengoperasikan. Kami juga belum tahu proses selanjutnya seperti apa. Nanti pasti ada evaluasi organisasi dan akan dipikirkan kembali," ungkapnya.

Kilas balik dari kawasan tersebut, dulunya merupakan tempat pembuangan sampah. Kemudian, adanya program agar tak kumuh, disulaplah kawasan pembuangan sampah menjadi taman rekreasi kota yang kini malah mati suri.

"Iya dulu di belakang itu tempat pembuangan sampah, terus ada program agar tak kumuh, maka dibangunlah itu (Tarekot)," katanya.

Terpisah, warga Kota Malang bernama Dimas Chandra (29) saat ditemui TIMES Indonesia bercerita bagaimana banyak kenangan masa kecil yang sempat ia habiskan saat berkunjung di Tarekot.

"Dulu saya sering main di sini. Ya lihat binatang, mainan mobil remot. Terus kadang dulu sama guru olahraga SD juga pernah diajak berenang di sini (Tarekot) sama satu kelas gitu," kata Dimas.

Cerita-cerita itu kini hanya menjadi sebuah memori yang akan tersimpan di dalam benaknya. Sebab, jika ia ingin kembali bernostalgia dengan kenangan Tarekot, tak lagi bisa terjadi.

Karena, kini Tarekot tak lagi seperti dulu. Menurut Dimas, ibarat kata Tarekot ini 'Hidup Segan, Mati Tak Mau'.

"Ya mau gimana. Harusnya kan bisa dimanfaatkan jadi sentra kuliner atau apa gitu. Kan sayang sekali tempat ini banyak sejarah dan kenangan juga bagi warga Malang," tandasnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.