TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Mahasiswa Program Sutdi PWK ITNY melakukan studi lapangan ke Kabupaten Klungkung, Bali. Kegiatan yang dinamai Joint Studio Wilayah bersama Prodi PWK FT UNHI Denpasar, Bali tersebut berlangsung pada 22 hingga 29 November 2021. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengembangan wilayah apa yang cocok untuk menopang destinasi wisata yang ada di wilayah tersebut.

“Bali sebagai destinasi wisata internasional tentu mengandalkan sektor pariwisata untuk kehidupan masyarakat dan pengembangan wilayahnya. Nah, kita ingin studi mengenai hal tersebut,” kata Yusliana S.T., M.Eng, ketua Program Studi PWK ITNY sekaligus dosen pengambu Mata Kuliah Studi Wilayah didampingi Dosen Pengampu Studi Wilayah lain, Iwan Aminto Ardi ST M.Sc, Sabtu (27/11/2021). 

Yusliana menambahkan, kuliah lapangan ke Bali merupakan bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Program PKKM Kemendikbud. Untuk memaksimalkan pembelajaran ini, pada hari pertama ia bersama para mahasiswa melakukan kunjungan lapangan ke Kawasan Sanur, Pelabuhan Benoa, Serangan, dan Nusa Dua.

Di tempat ini para mahasiswa melihat secara langsung profil kawasan tersebut dan pengembangannya di masa yang akan dating. Dalam studi lapangna ini para mahasiswa juga dipandu oleh Kaprodi PWK UNHI, Ni G.A. Diah Ambarwati Kardinal ST MT dan Dosen PWK UNHI, Komang Wirawan ST M.Par.

Kemudian, pada hari kedua mahasiswa mengikuti kunjungan lapangan ke Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan. Kawasan ini merupakan salah satu desa wisata yang cukup maju di Kabupaten Klungkung. Agar para mahasiswa tak bosab, mereka mencoba menyusuri jalur tracking di bagian timur desa, yang mengusung konsep agriculture tourism.

Selain itu, para mahasiswa juga mengikuti kuliah umum secara hybrid. Hadir sebagai pemateri yaitu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, Drs A.A. Gede Putra Wedana; Founder Start Up digital Godevi (Go Destination Village), I Gede Gian Saputra, S.Par, M.Par; dan Pengelola Desa Wisata Bakas, Wayan Arsa. Dalam kegiatan ini dipandu moderator Dr I Komang Gede Santhyasa ST MT yang merupakan Dekan FT UNHI Bali.

“Dengan kuliah umum tersebut para mahasiswa mengetahui lebih jauh mengenai peran desa wisata terhadap perekonomian wilayah, proses pengembangan desa wisata, pengelolaan dewa wisata, dan inovasi pemasaran dan informasi desa wisata,” papar Iwan Aminto Ardi.

Selanjutnya, setelah kuliah umum mahasiswa melanjutkan kegiatan berkunjung ke Desa Penglipuran. Yakni, sebuah desa wisata yang memiliki predikat world heritage UNESCO sekaligus berpredikat sebagai desa terbersih, sebagai pembanding Desa Bakas.

“Setelah studi lapangan, para mahasiwa kami minta untuk mempresentasikan hasil studi lapangan tersebut,” terang Iwan.

Karena kegiatan ini dilakukan dua perguruan tinggi, pihaknya juga melibatkan dosen dari UNHI Bali yaitu tim dosen dari Prodi PWK UNHI, Ni GA Diah Ambarwati Kardinal ST MT, Dr Ir I Gusti Putu Anindya Putra MSP, dan Yudi Arimbawa ST M.Ars.

“Jadi, pengembangan wilayah itu tidak boleh meninggalkan aspek budaya. Budaya menjadi pertimbangan penting dalam penataan ruang. Nah, setiap wilayah memiliki latar budaya yang berbeda, ini menjadi tantangan kedepan agar tata ruang mempertahanakan kualitas ruang dari aspek lingkungan tetapi juga aspek budaya yang melatarbelakangi terbentuknya pola dan struktur ruang di suatu tempat,” ungkap Iwan, Dosen Pengampu Studi Wilayah Prodi PWK ITNY ini. (*)