https://jogja.times.co.id/
Pendidikan

Unisa Yogyakarta Identifikasi Pengembangan Nilai Jual Khas Desa Wisata Cibuk Kidul

Kamis, 18 Agustus 2022 - 10:26
Unisa Yogyakarta Identifikasi Pengembangan Nilai Jual Khas Desa Wisata Cibuk Kidul Suasana pelatihan oleh Tim PKM Unisa kepada warga Desa Wisata Cibuk Kidul, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. (FOTO: Unisa for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Setiap tahun, perkembangan Desa Wisata di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Seperti, Desa Wisata di Dusun Cibuk Kidul, Kalurahan Margoluwih, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Inilah yang jadi perhatian Universitas Aisyiyah atau Unisa Yogyakarta.

Potensi alam, sosial, dan budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat pedesaan. Mereka berlomba-lomba menata wilayahnya sehingga menjadi apik dan menjadi destinasi wisata menarik bagi wisatawan.

Selama ini, wilayah ini dikenal sebagai Desa Wisata Mina Padi. Itu karena pada tahun 2017 kampung ini pernah mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).

Seiring berjalannya waktu, Desa Wisata Mina Padi Cibuk Kidul mendapat kompetitor dari daerah lain. Nah, untuk menjaga eksistensinya tersebut perlu dilakukan identifikasi unique sellig point (USP) atau nilai jual khasnya.

Tujuannya adalah untuk menemukan atau menciptakan pembeda. Contohnya, pemandangan yang unik, makanan khas pedesaan, pengalaman merasakan aktifitas pedesaan dan lain-lain.

Berdasarkan ketetapan Pemkab Sleman, Desa Cibuk Kidul termasuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Konsekuensi dari penetapan sebagai LP2B ini adalah wilayah tersebut tidak boleh dialihfungsikan atau dikonversi menjadi usaha lain di luar pertanian.

Di sisi lain, nilai tukar hasil pertanian terus mengalami penurunan atau rendah sehingga Kapanewon Seyegan termasuk daerah miskin di Kabupaten Sleman.

Nah, melihat latar belakang itulah Unisa Yogyakarta melakukan pengabdian masyarakat di Desa Wisata Cibuk Kidul melalui kegiatan Pendampingan Pengembangan USP.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat tersebut dilakukan oleh dosen Unisa. Yakni, Dr Suci Iriani Sinuraya M. Si, MM dan Dewi Amanatun Suryani SIP MPA PhD (Cand) bekerjasama dengan Seksi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Pemkab Sleman.

Menurut Suci, kegiatan tersebut diawali dengan koordinasi dengan Lurah Margoluwih, Sunaryo, perangkat desa serta Pokdarwis setempat. Hasil koordinasi tersebut diperoleh gambaran potensi yang terdapat di Cibuk Kidul.

"Di antaranya masyarakat Cibuk Kidul mayoritas adalah petani dengan produksi budidaya padi, palawija dan sektor perikanan baik pembesaran maupun pembibitan terutama ikan nila,” terang Suci kepada TIMES Indonesia, Kamis (18/8/2022).

Menurutnya, luas lahan pertanian dan ketersediaan air di Desa Margoluwih cukup melimpah. Sehingga, masih memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi laboratorium mina padi.

Uinsa-2.jpg

Laboratorium ini terletak di tepi sungai dan dialiri parit yang airnya jernih. Sementara disekitarnya banyak ditanami sayur-sayuran dan tanaman obat keluarga.

"Potensi alam tersebut didukung oleh keberadaan SDM dan organisasi yang aktif. Berbagai prestasi telah diraih, terakhir sebagai juara 1 kampung Iklim se-kabupaten Sleman," tambah Suci.

Selain potensi alam, di bidang makanan terdapat jenis makanan yang diproduksi oleh masyarakat secara personal. Seperti, belut goreng, keripik dari berbagai macam sayuran, jenang upih, onde-onde dan dawet nila.

“Berbagai olahan pangan ini menarik untuk dikembangkan menjadi salah satu produk makanan yang memiliki perbedaan dengan produk yang telah ada di desa wisata lainnya,” ungkapnya.

Tim  Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dosen Unisa Yogyakarta dibantu mahasiswa Prodi Administrasi Publik. Mereka ikut menindaklanjuti koordinasi tersebut dengan melakukan pendampingan terhadap 15 perempuan warga setempat.

Selain dilatih pembuatan onde-onde dan dawet nila. Mereka juga dikenalkan mengenai strategi pemasaran melalui pelatihan pembuatan kemasan. "Pendampingan ini sekaligus membentuk kelompok UMKM yang diharapkan menjadi kelompok desa prima," ujar Suci Iriani.

Kegiatan pelatihan pembuatan onde-onde dan dawet nila tersebut diselenggarakan di rumah produksi Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar).

Ia menyebut, pilihan onde-onde nila dan dawet nila ini sebagai salah satu identifikasi produk makanan yang memiliki USP dikarenakan ketersediaan ikan nila yang bersumber dari kolam-kolam ikan lokal yang berada di sekitar sawah pertanian.

Sehingga sumber bahan tidak mengalami kesulitan. Pertimbangan lainnya bahwa produk ini belum dikembangkan di desa wisata lainnya sehingga menjadi keunggulan produk olahan pangan.

Selain itu, bahan dasar nila juga memiliki kandungan gizi yang bagus untuk anak. Sehingga makanan ini juga bisa digunakan alternatif makanan jajanan anak yang sehat dan bergizi. Kegiatan ini juga dapat menjadi bagian dari upaya penyediaan alternatif makanan bagi balita dan anak-anak untuk pencegahan stunting.

Suci menjelaskan, proses pelatihan pembuatan onde-onde nila dan dawet nila dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan terutama pasta nila.

Pasta ini dibuat dari ikan nila yang telah dibersihkan dan diambil dagingnya kemudian diblender dan dimasukkan frezer hingga mengental dan siap digunakan.

Uinsa-3.jpg

Bahan utama pembuatan onde-onde nila dan dawet nila ini setelah dicampu dengan berbagai bahan termasuk daun suji dan pandan untuk pewarna alaminya menghasilkan produk yang tidak berbau amis bahkan terasa gurih dan renyah.

Pelatihan berikutnya adalah pembuatan kemasan produk. Nara sumber didatangkan dari Rumah Kreatif Sleman binaan Disperindag kabupaten Sleman.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pembuatan kemasan ini adalah target konsumen yang disasar, komponen yang dimuat dalam kemasan, tampilan desain dan kemasan.

Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah membuka preorder yang ditawarkan melalui media sosial dan memenuhi permintaan masyarakat sekitar.

"Hasil pelatihan ini telah ditampilkan di stand pameran pada acara puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se-dunia di kabupaten Sleman yang digelar di Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Sleman, tanggal 1 Agustus 2022 lalu," jelas Dewi Amanatun Suryani.

Sebagai kelanjutan dari pelatihan, peserta didampingi Tim PKM Unisa membentuk kelompok UMKM. Kegiatan diawali dengan sosialisasi yang dilakukan oleh anggota Tim PKM, Suci Iriani Sinuraya.

Materi yang diberikan antara lain pemaparan tentang hasil evaluasi keberadaan desa wisata di Kabupaten Sleman, pengertian tentang USP, dan upaya identifikasi USP yang dapat dikembangkan di Desa Wisata Cibuk Kidul.

Semangat para perempuan untuk membangkitkan kembali desa wisata Cibuk Kidul menumbuhkan komitmen bersama dengan membentuk kelompok UMKM Luwih Berkah.  Luwih diambil dari kata Margoluwih yang bermakna kegiatan UMKM ini terbuka untuk masyarakat se-Kalurahan Margoluwih.

Luwih juga bermakna lebih, baik unggul dalam kualitas dan kuantitas. Sedangkan berkah bermakna bahwa usaha yang dirintis oleh kelompok perempuan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan.

Perumusan nama kelompok dan penyusunan program kegiatan didampingi Tim PKM Dewi Amanatun Suryani. Kelompok ini sekaligus dijadikan rintisan untuk pembentukan desa prima.

Melalui pendampingan kelompok ini telah disusun kepengurusan dengan terpilihnya Budiyarti sebagai Ketua. Rencana kerja secara sederhana telah dibuat.

Dalam waktu dekat, dengan didampingi Dosen Unisa Yogyakarta, Kelompok UMKM Luwih Berkah, Dusun Cibuk Kidul akan akan melengkapi administrasi persyaratan desa prima, memproduksi dan memasarkan onde-onde nila dan dawet nila melalui Pasar Jumat Pagi (Sarjugi) yang diselenggarakan di Kapanewon Seyegan dan Pasar Tani di Kabupaten Sleman. (*)

Pewarta : Fajar Rianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.