Pendidikan

UII Kembali Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru

Rabu, 01 Desember 2021 - 20:45
UII Kembali Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru Suasana pengukuhan tiga guru besar di kampus pusat UII (FOTO: Humas UII for TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Tiga Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) dikukuhkan sebagai guru besar. Ketiganya yaitu Prof. Dr. Muafi, SE MSi dan Prof. Dr. Drs. Nur Feriyanto, MSi guru besar bidang Ilmu Manajemen serta Prof. Dr. Jaka Sriyana, SE MSi guru besar dalam bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan. Acara pengukuhan dipimpin langsung oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, PhD

Pada upacara pengukuhan yang dilakukan di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir UII pada Senin (29/11/2021) Prof. Muafi menyampaikan pidato berjudul Kontribusi Human Capital dalam Implementasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BUMN.

Ia memaparkan implementasi TJSL yang ideal di lingkungan BUMN yang dapat memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan belum berjalan dengan baik.

“Kendala yang dihadapi salah satunya adalah belum dimilikinya road map TJSL yang jelas, terintegrasi, spesifik, terarah dan terukur dalam pencapaian visi dan misi perusahaan,” katanya dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Rabu (1/12/2021)

Permasalahan ini, kata Muafi dapat mengganggu terhambatnya implementasi TJSL di lapangan, khususnya dalam mengalokasikan dana dan eksekusi program unggulan TJSL pada BUMN di Indonesia.

Human capital, sebutnya merupakan suatu konsep yang melihat manusia sebagai aset yang bisa memiliki value dan dapat dikembangkan untuk memberikan keuntungan (return of investment).

“Perlu adanya sinergi perumusan program terkait core business perusahaan sehingga tercapai efektifitas pencapaian visi dan misi perusahaan,” tutur lulusan S3 bidang MSDM Strategik Unibraw Malang ini.

Selanjutnya, Prof. Nur Feriyanto membawakan pidato dengan topik Digitalisasi UMKM untuk Meningkatkan Ekonomi dan Pencapaian SDGs. Ia berpendapat peranan UMKM dalam perekonomian nasional sangat penting. Selama periode 2015 hingga 2019, setiap tahunnya jumlahnya semakin meningkat yang memberi kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 60 persen lebih banyak daripada usaha besar hanya 40 persen.

Menurutnya, pandemi Covid-19 memberi dampak negatif pada seluruh perekonomian yang menyebabkan sekitar 80 persen UMKM mengalami penurunan omzet. Kendala utama pada penjualan terletak pada daya beli masyarakat yang menurun, adanya protokol kesehatan yang menghambat penjualan serta kurangnya interaksi fisik.

“Pemerintah harus mempelopori terjadinya digital transformation dalam bisnis, untuk menciptakan bisnis baru yang lebih efisien dan efektif,” ujar Feriyanto Wakil Rektor II UII periode 2014-2018 lalu.

Dia menjelaskan efek digitalisasi UMKM yang dapat meningkatkan PDRB di setiap Provinsi di Indonesia telah ikut membantu pemerintah dalam memecahkan persoalan ekonomi yaitu penurunan tingkat pengangguran, yang di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 2020 sudah mencapai level 7,07 persen.

Selain itu, Dosen terbaik berdasar Nilai Kinerja Dosen Mengajar (NKDM) Prodi Ilmu Ekonomi tahun 2020 ini menyampaikan dalam pemaksimalan era revolusi 4.0 sehingga akan dapat menekan biaya produksi yang akan berdampak meningkatkan daya saing produk di pasar.

Orasi ilmiah terakhir disampaikan oleh Prof. Jaka Sriyana yang berjudul Reformasi Kebijakan Fiskal untuk Pemulihan Ekonomi Nasional yang Berkeadilan.

Ia menilai pandemi Covid-19 secara serius telah membawa dampak negatif bukan hanya terhadap perekonomian nasional, namun juga berdampak serius pada kondisi fiskal pemerintah, sehingga pemerintah perlu meningkatkan belanjanya untuk pemulihan ekonomi.

Namun, menurut dia, tuntutan kenaikan belanja untuk pemulihan ekonomi di Indonesia saat ini tidak mampu diikuti oleh kenaikan penerimaan negara, khususnya pajak.

“Peningkatan belanja tanpa diikuti peningkatan penerimaan pemerintah tentu akan menimbulkan defisit anggaran yang semakin besar dan berisiko untuk mengalami fenomena over hank utang,” urainya

Usaha untuk menyehatkan kondisi fiskal suatu negara, menurut dia memerlukan reformasi kebijakan yang bersifat fundamental meliputi alokasi belanja, sumber pendapatan, dan pembiayaan defisit.

Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika, UII periode 2018-2022 itu menambahkan, reformasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fiskal pemerintah, meningkatkan mobilitas sumber daya keuangan publik, dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang mampu menjamin adanya keadilan ekonomi yang lebih baik.

Dalam kesempatan itu, Rektor UII, Prof. Fathul Wahid menyampaikan harapannya. “Semoga dengan bertambahnya jajaran guru besar dapat menghasilkan pemikiran yang relevan untuk menjawab kebutuhan zaman dan menciptakan iklim akademik yang makin baik,” tuturnya

Fathul menuturkan jika UII selama dua tahun terakhir sedang melaksanakan program percepatan pengukuhan guru besar dan program percepatan lektor kepala.

“Hal tersebut didasari beban dosen di Indonesia cukup berat, sehingga dibutuhkan fasilitas khusus untuk dapat mempercepat perkembangan sistem pendidikan Indonesia agar makin baik lagi,” paparnya usai pengukuhan tiga Guru Besar UII. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.