TIMES JOGJA, BANTUL – Kabupaten Bantul kembali menorehkan prestasi gemilang di dunia pencak silat dengan mencetak atlet-atlet berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu perguruan yang aktif menyumbangkan prestasi adalah Pencak Silat Persatuan Hati (PH), yang telah menjadi pilar utama dalam perkembangan pencak silat di Bantul dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

PH Bantul secara rutin melahirkan atlet-atlet berbakat yang tampil cemerlang dalam ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) hingga Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas). 

Ketua Cabang PH Bantul, Paidi, mengungkapkan bahwa pada Porda DIY 2025 yang akan digelar di Kabupaten Gunungkidul, atlet dari PH menjadi penyumbang terbesar.

"Target kami meraih emas di 16 kelas, dengan 8 atlet dari PH yang akan bertanding," ujarnya saat ditemui pada Sabtu (27/4/2025).

Para atlet pencak silat PH yang akan berlaga pada Porda dan Popnas. (FOTO: Edis/TIMES Indonesia)

Untuk ajang Popnas, dari 7 atlet pencak silat DIY yang lolos, 3 di antaranya berasal dari PH Bantul. Mereka diharapkan mampu membawa pulang medali emas sesuai target yang telah ditetapkan.

Paidi menambahkan, perkembangan pencak silat di Bantul mengalami kemajuan pesat, terutama di kalangan remaja. PH Bantul aktif mengembangkan olahraga ini melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah serta aktivitas di ranting-ranting PH yang tersebar di seluruh kecamatan. Saat ini, PH Bantul memiliki dua cabang utama di Bolon, Bantul, dan Nitipuran, Kasihan, dengan jumlah anggota mencapai ribuan orang.

Memanfaatkan momentum Syawal, keluarga besar PH Bantul juga menggelar kegiatan syawalan untuk mempererat solidaritas.

"Kami berharap kekompakan ini menjadi fondasi kuat dalam mencetak lebih banyak atlet berprestasi, membawa nama Bantul, DIY, bahkan Indonesia di kancah dunia," tutur Paidi, yang juga anggota DPRD Kabupaten Bantul ini. 

Salah satu atlet muda berbakat dari PH Bantul adalah Raisya Alexa Pradana (17), siswi SMA Negeri 1 Sewon. Raisya mulai bergabung dengan PH sejak kelas 2 SD pada 2014 dan telah menorehkan berbagai prestasi sejak 2020 di tingkat kabupaten maupun provinsi.

"Tantangan terberat adalah menjaga berat badan dan kondisi fisik, mengingat kompetisi sering diselenggarakan setahun sekali," ujar Raisya, warga Kersan, Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul, yang akan mewakili DIY dalam Popnas 2025. (*)