https://jogja.times.co.id/
Kopi TIMES

Perkuat Isu Digital terhadap Anak Usia Dini

Selasa, 07 Februari 2023 - 16:15
Perkuat Isu Digital terhadap Anak Usia Dini Dyaloka Puspita Ningrum,S.I.Kom.,M.I.Kom, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Terbentuknya Komite Etika Berinternet oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia adalah upaya pemerintah menambah sekaligus meningkatkan literasi digital di masyarakat.

Posisi literasi digital saat ini bisa dikatakan sama pentingnya seperti pendidikan formal. Mengapa demikian ? dalam hal ini, partisipasi publik tidak hanya pada aspek membaca, menulis, berhitung dan ilmu lainnya, termasuk di era yang semakin canggih sekarang tentunya harus dibekali pula dengan keterampilan maupun kesiapan dalam mengoperasikan teknologi digital.

Kemajuan sarana komunikasi modern, ternyata masih tidak sejalan dengan istilah “Smartphone vs Smartuser”. Merujuk pada survei Digital Civility Index dari Microsoft pada tahun 2020 lalu, cukup menunjukkan kondisi yang pelik. Data yang ada mengungkapkan bahwa Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang dilakukan survei secara global, khususnya pada aspek kesopanan di dalam dunia maya. Sejauh ini, minimnya filterisasi di dalam dunia maya tersebut memang belum memberikan kontrol yang layak terhadap para pengguna aktifnya, termasuk oleh kelompok anak-anak usia dini

   Pada industri 4.0 tentu saja tidak memandang kalangan pengguna. Bahkan kelompok anak-anak dengan usia dini sangat rentan terpapar informasi sensitif serta konten negatif yang secara terbuka terus disuguhkan internet, misal terkait konten pornografi, tindakan kekerasan ataupun perilaku seks yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma / nilai di masyarakat seperti : lesbian, gay, biseksual dan transgender / LGBT. Urgensi akan rendahnya literasi digital dalam negeri sama halnya seperti ancaman besar terhadap warga negara, terutama pada fenomena “cyber grooming” yang harus dipahami serta diantisipasi pergerakannya. Tidak hanya itu saja, berbagai fenomena lainnya yang kerab terjadi, meliputi : catfishing, fear of missing out (fomo) atau bahkan cyber bullying yang juga sangat memprihatinkan.

Dalam hal ini, menyoroti praktik cyber grooming itu sendiri memang sudah banyak ditinjau oleh berbagai pakar yang menyebutkan bahwa orientasinya adalah bentuk pelecehan seksual terhadap anak-anak khususnya di dunia maya. Meskipun situasi tersebut secara tegas telah berlandaskan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik / UU ITE,  salah satunya dalam Pasal 27 Ayat 1 mengenai hukuman bagi penyebar konten pornografi. Namun nampaknya tetap perlu dipikirkan secara berkelanjutan oleh semua pihak.

Pendekatan Varifatif dalam Bermedia Yang Sehat

Sulit di tampik, sikap instan orang tua yang kerab dengan mudahnya memberikan gadget / smartphone sebagai media hiburan / permainan anak di rumah secara tidak langsung akan melemahkan interaksi dalam komunikasi keluarga, terutama pada kegiatan-kegiatan yang sebenarnya dapat dilakukan jauh lebih produktif. Kualitas dan kuantitas komunikasi yang benar dari orang tua sungguh dapat membantu anak untuk menemukan pendidikan terbaik bagi dirinya. Walaupun, orang tua zaman now pasti akan menghadapi peran tambahan dalam membesarkan dan mengasuh anak-anaknya.

Upaya yang tepat dalam penggunaan gadget / smartphone terhadap anak usia dini memang perlu dioptimalkan sekreatif serta seekspresif mungkin. Namun lebih dari itu, bagaimana berkolaborasi dalam membangun lingkungan yang ramah anak agar mereka tetap dapat belajar, mengamati lebih dekat sekaligus bersentuhan dengan teknologi digital tersebut melalui cara-cara yang paling variatif dan menyenangkan sekalipun. Misal dalam pengenalan jenis tontonan, lagu, game ataupun informasi yang sesuai dengan usia anak-anak, sederhananya sudah menjadi rangkaian dalam membudayakan etika bermedia yang baik yang bahkan turut pula mewujudkan generasi digital yang cakap teknologi.

Pada prinsipnya, pengetahuan literasi digital terhadap anak usia dini secara ideal dapat diterapkan melalui beberapa tahapan baik dari keluarga, sekolah ataupun lingkungan masyarakat sekitar. Dengan rasa keingintahuannya yang tinggi, kelompok anak usia dini harus dapat melindungi dirinya secara aman, cerdas dan bijak dari terpaan konten-konten negatif. Tetapi juga tetap dapat menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berdaya saing terhadap sejumlah isu yang terus dilihat maupun didengarnya dalam berinternet ria.

***

*) Oleh : Dyaloka Puspita Ningrum,S.I.Kom.,M.I.Kom; Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

  

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.