Kopi TIMES

Nawa Cita Ala Kampus untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Selasa, 24 Mei 2022 - 16:57
Nawa Cita Ala Kampus untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng. ; Dekan Fakultas Peternakan UGM Periode 2012-2016 dan 2017-2021; Ketua HKTI Provinsi DIY Periode 2018-2022 dan 2022 sampai sekarang.

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kawasan Indonesia dapat dibedakan menjadi pedesaan dan perkotaan. Secara luasan, pedesaan lebih luas daripada perkotaan, namun alasan ekonomi menyebabkan penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan di pedesaan. Berdasarkan situs Worldmeter.info (2021) pada tahun 2020 jumlah penduduk perkotaan di Indonesia sebanyak 154,2 juta jiwa (56,4 persen) dari total penduduk sebesar 273,5 juta jiwa. Jumlah tersebut naik 1,07 persen dari tahun sebelumnya sebesar 150, 9 juta jiwa (Kumparan, 2021).

Pedesaan identik dengan tempat pangan di produksi, seperti beras, jagung, kedelai, sayur mayur dan berbagai jenis bahan pangan lainnya. Secara logis, harusnya kawasan pedesaan mempunyai kondisi ekonomi lebih baik, namun faktanya kehidupan sosial ekonomi pedesaan secara rerata tidak lebih baik dari perkotaan. 

Faktanya, angka kemiskinan di pedesaan masih lebih tinggi daripada di perkotaan. Dengan 14 indikator (dulu) atau kini dengan 40 indikator dengan batas pendapatan sekitar Rp 486.168/ kapita/bulan, komposisi kemiskinan di pedesaan (BPS, 2021) jauh lebih banyak (12,53 persen) daripada di perkotaan (7,6 persen). 

Jumlah penduduk miskin September 2021 perkotaan turun sebanyak 0,32 juta orang (dari 12,18 juta orang pada Maret 2021 menjadi 11,86 juta orang pada September 2021). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,73 juta orang (dari 15,37 juta orang pada Maret 2021 menjadi 14,64 juta orang pada September 2021) (BPS, 2021). 

Perlu dicari kelebihan potensi desa yang dapat digunakan untuk mendongkrak ekonomi pedesaan. Kelebihan kawasan pedesaan dibanding perkotaan adalah masih adanya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi produksi dalam bidang agro (pertanian, peternakan). Hal yang perlu ditingkatkan adalah terkait dengan peningkatan perputaran uang (agar tidak semua dijual di kota), dan yang kedua adalah menentukan komoditas yang tepat. Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah regulatif yang memungkinkan desa menjadi kawasan pertumbuhan baru. 

Pada tahun 2014 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang pelaksanaannya telah diwujudkan dengan berbagai dukungan untuk pertumbuhan pedesaan agar mampu mengimbangi perkotaan. Hal ini juga sesuai dengan visi Nawa Cita yang di pernah dibawa Presiden Joko Widodo pada periode pertama kepemimpinannya, dimana poin ketiga berbunyi “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. 

Bidang agro dapat menjadi salah satu alternatif kegiatan ekonomi yang dapat menjadi solusi bagi pengentasan kemiskinan di pedesaan. Perguruan tinggi dapat berkonstribusi sebagai pendamping untuk melakukan transfer teknologi dalam implementasi program agro di masyarakat. Konsep transfer teknologi ini sudah diterapkan dalam program pengabdian di berbagai tempat, berbagai komoditas dan kerjasama dengan berbagai lembaga. 

Adanya intervensi dari perguruan tinggi ini sekaligus sebagai quality assurance terhadap pengembangan komoditas tersebut di masyarakat. Contoh kasus kegiatan Fakultas Peternakan UGM kerjasama dengan PT Holcim Indonesia Tbk (Tuban) tahun 2012-2017. Kegiatan ini berhasil memperoleh penghargaan Platinum award pada level Asia Pacific untuk jenis “Community Engagement”. 

Sementara itu penghargaan Internasional Corporate Engagement Awards (di London) Golden Peacock Awards (di Mumbai, India) diperoleh untuk kegiatan kerjasama Fakultas Peternakan UGM dengan Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam program Corporate Social Responsibility (Mandiri Bersama Mandiri) untuk membangun desa mandiri pangan, mandiri energi dan masyarakat mandiri di tiga desa, yaitu Desa Giwangan (Umbulharjo Yogyakarta), Desa Argosari dan Argorejo (Sedayu Bantul). 

Penghargaan ini tentu bukan tujuan, namun perolehan penghargaan ini tentu telah melalui seleksi dan kriteria yang berdasarkan capaian atas keberhasilan program (bersaing dengan 130 perusahaan dari 25 negara).  

Kata kunci dari keberhasilan program ini, selain konsepnya juga pada optimalisasi peran komponen kampus dan kerjasama diantara komponen program. Komponen kampus yang dimaksud adalah dosen melalui program tri dharma perguruan tinggi, dan mahasiswa melalui program KKN. Untuk konteks sekarang, keterlibatan mahasiswa dalam program dapat diperluas melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Jika hal ini dapat direplikasi dalam banyak desa dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa (termasuk alumni) dan lebih banyak dosen di seluruh kampus di Indonesia maka potensi untuk menumbuhkan kawasan pedesaan menjadi lebih besar (Nawa Cita ke-3). Bahkan jika perlu kita targetkan (misal 1000 desa) untuk di sentuh dengan program semacam, sehingga berbagai indikator kemiskinan dapat direduksi satu per satu dengan Terus Makarya Ngarumke Negara (Terus Berkarya Untuk Mengharumkan Bangsa dan Negara). 

***

*) Oleh: Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng. ; Dekan Fakultas Peternakan UGM Periode 2012-2016 dan 2017-2021; Ketua HKTI Provinsi DIY Periode 2018-2022 dan 2022 sampai sekarang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

 

_____
**)
 Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.