https://jogja.times.co.id/
Kopi TIMES

Konspirasi Begawan Durna dengan Sengkuni

Rabu, 22 Februari 2023 - 12:34
Konspirasi Begawan Durna dengan Sengkuni Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si adalah dosen Fakultas Psikologi UAD.

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Tersiar kabar Prabu Duryudana sakit. Rasa sakit yang diderita membuat raja di Astina tak bisa menjalankan amanah sebagai pemimpin. Hari-harinya selalu berada di  kamar pribadi. Tabib yang memiliki keahlihan mengobati penyakit didatangkan dari segala penjuru. Bahkan tabib yang bersalah dari luar kerajaan tak luput dihadirkan untuk menyembuhkan penyakit sang raja. Namun penyakit Duryudana tak kunjung sembuh. Duryudana tetap berada di pembaringan. 

Saat Duryudana tak bisa berbuat apa-apa. Kendali kerajaan Astina dipegang oleh Patih Sengkuni. Namun Patih Sengkuni tidak sepenuhnya memiliki kekuasaan mengelola Astina. Demikian juga keluarga Kurawa yang merupakan saudara Duryudana. Mereka sekedar menjalankan perintah. 

Rupanya ada sosok di belakang layar yang justru merupakan penguasa sesungguhnya adalah Begawan Durna. Memanfaatkan kapasitasnya sebagai penasehat kerajaan Astina memberi petuah pada Patih Sengkuni mengenai langkah-langkah strategis untuk mengatur kerajaan. 

Sayangnya fatwa yang diberikan Begawan Durna, bukan fatwa  bijak. Fatwa yang dilontarkan oleh Begawan Durna merupakan fatwa yang menyesatkan. Karena sejatinya petuah yang diberikan oleh Begawan Durna tidak membawa berkah bagi kemaslahatan seluruh rakyat di Kerajaan Astina.

Tetapi petuah yang diturunkan menjadi aturan kerajaan Astina. Tujuan utamanya untuk  melindungi Begawan Durna dan kroni-kroninya yang selama ini sudah sangat menikmati menjadi punggawa Astina. Segala fasilitas yang diperolehnya lebih dari cukup., Bahkan berbuncah-buncah yang menjadikan mereka  hidup bergelimang kemewahan. 

Untuk mempertahankan kekuasaan, sengaja Begawan Durna membangun oligarki. Tanda-tanda Begawan Durna merajut jejaring oligarki diawali dengan melakukan pendekatan pada Patih Sengkuni sebagai pemegang amanah raja. 

Menurut prediksi Begawan Durna mengenai penyakit Duryudana tak cepat sembuh. Bisa bertahun-tahun. Realitas ini menjadikan Durna memberi kesadaran pada Patih Sengkuni akan memiliki waktu panjang menjadi pucuk pimpinan di Astina. Meski menjadi patih. Kapasitas Sengkuni adalah sebagai raja. Maka kesempatan ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Sengkuni agar lama-lama berada di singgasana kerajaan. 

Mendapat pencerahan dari Durna. Sengkuni mengiyakan. Tidak perlu susah-susah melakukan kudeta. Dirinya juga bukan keturunan langsung dari keluarga kerajaan Astina. Sehingga kalau tidak ada peristiwa darurat Duryudana sedang sakit. Mustahil dirinya menjadi raja. Kesadaran seperti ini yang membuat Patih Sengkuni mengikuti segala perintah dari Durna. Yang penting dirinya terus bertahan menjadi raja, meski hanya sebagai pejabat sementara.

Namun ada kekuatiran dari Patih Sengkuni. Ada salah satu saudara dari Duryudana yang ingin menggantikan posisinya sebagai pejabat sementara yang menahkodai kerajaan Astina. Kecemasan ini membuat dirinya mengadu pada Durna. 

Mendapat curhat dari Patih Sengkuni. Durna malah tertawa. Dirinya tak menunjukkan sedikit pun rasa kuatir. Barangkali ada strategi kunci Durna untuk membikin keluarga Kurawa tak mengusik kedudukan yang sudah digenggam oleh Patih Sengkuni.

Lagi-lagi Durna memberi siasat busuk. Durna sangat paham dengan tabiat keluarga Kurawa. Bukan sebagai sosok yang memiliki kemampuan mumpuni sebagai punggawa kerajaan Astina. Kualitas sumber daya mereka rendah. Keluarga Kurawa memegang posisi penting di kerajaan Astina, bukan karena kecerdasan, pengetahuan maupun keterampilan tingkat tinggi sebagai birokrat kerajaan Astina.

Hanya karena alasan saudara Duryudana. Mereka diangkat menjadi punggawa kerajaan. Latar belakang ini yang membuat keluarga Kurawa tidak berpotensi menggeser kedudukan Patih Sengkuni.

Dan Durna juga mengerti tentang cara yang perlu dilakukan oleh Patih Sengkuni agar keluarga Kurawa tidak mengambil alih kekuasaan besar yang dimilikinya. Durna memberi wawasan pada Patih Sengkuni. Langkah yang perlu ditempuh oleh Patih Sengkuni adalah memberi fasilitas mewah pada keluarga Kurawa. 

Dan diantara mereka ada yang menilep harta kerajaan Astina. Biarkan saja. Biarkan mereka terninabobokan dengan pemilikan harta yang melimpah. Biarkan mereka bersenang-senang. Biarkan mereka lupa diri. Dalam kondisi seperti ini mereka tak peduli pada  siapa pun yang memimpin kerajaan Astina. Yang paling penting buat mereka adalah bisa hidup hedonis saat menjadi punggawa kerajaan Astina. 

Lalu bagaimana dengan keluarga Pandawa ? Sesungguhnya yang berhak untuk memimpin Kerajaan Astina adalah  Pandawa. Selain memiliki hak karena merupakan keturunan langsung dari pendiri kerajaan Astina. Pandawa  memiliki kemampuan yang memadai untuk menjadi raja. Bila tahta kerajaan diserahkan pada Pandawa. Kerajaan Astina akan menjadi lebih baik dibandng saat  Duryudana menjadi raja. 

Dan seandainya memimpin Astina. Rakyat akat mendukung sepenuhnya. Karena kejujurannya, kepemimpinan yang berpihak pada kemanfaatan bersama, bertindak adil, mendengar aspirasi arus bawah dan selalu memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Potensi ini yang menjadikan Pandawa  dicintai oleh rakyat. Sehingga rakyat dengan totalitas membantu keinginan Pandawa membawa perubahan bagi Astina. 

Atas kredibilitas Pandawa memiliki peluang menjadi pemimpin Astina. Sengkuni tak perlu cemas. Karena ada Durna yang tersohor sebagai ahli strategi, Sayangnya strategi yang dimainkannya untuk menuntaskan niat jahat. 

Durna mempuyai cara tersendiri untuk menenggelamkan Pandawa dari kompetisi politik di Astina. Biayanya tentu sangat mahal. Tak usah kuatir dengan biaya. Durna akan minta sumbangan dari para saudagar. Sebagai kompensasinya saudagar diberikan fasilitas khusus untuk menggarap proyek-proyek kerajaan yang memberi keuntungan besar bagi dirinya. Durna menggunakan dana  ini untuk  membiayai aksi membendung Pandawa agar tidak menjadi pemimpin di Astina. 

Caranya yang dilakukan oleh Durna berbeda saat menangani Kurawa. Cara khusus menaklukan Pandawa adalah menyewa para pewarta, pengamat politik dan  lembaga mempunyai keahlihan membangun opini publik menyebar berita dengan tujuan membunuh karakter Pandawa di mata rakyat. Sehingga rakyat menjadi tak percaya lagi pada Pandawa. 

Tim itu harus mampu membalikkan fakta. Pandawa merupakan pribadi baik menjadi kelihatan jahat. Pandawa  selalu berperilaku jujur menjadi tampak di luar sebagai orang yang suka korupsi.  Pandawa yang pintar menjadi terkesan bodoh.

Ada satu cara lagi manjur untuk mengalahkan Pandawa. Durna menyarankan Patih Sengkuni membuat aturan. Mumpung Sengkuni berkuasa. Bisa bikin aturan semaunya untuk melindungi diri. Aturan ini bisa menjerat siapa saja yang dianggap berseberangan dengan kepentingan Sengkuni. 

Tak ada yang ditolak dari saran Durna. Patih Sengkuni akan membikin aturan yang bisa memenjarakan Pandawa. Meski Sengkuni tahu. Pandawa selalu taat hukum. Pandawa tak pernah melanggar undang-undang. Sengkuni tetap berkehendak melahirkan aturan yang secara spesifik bertujuan  membuat  Pandawa menjadi terdakwa. 

Jadinya Sengkuni menutup rapat-rapat pintu bagi hati nurani memasuki kalbunya. Karena Sengkuni harus memilih kebijakan agar kekuasaannya tidak direbut oleh Pandawa. Sekarang bagi Sengkuni hukum tidak lagi menjadi panglima. Hukum telah menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan yang sudah terlanjur dinikmati sampai hari ini (bersambung). (*)

***

*) Penulis Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.