Kopi TIMES

Guru adalah Wasit Peradaban

Senin, 16 Januari 2023 - 12:25
Guru adalah Wasit Peradaban Apri Damai Sagita Krissandi, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Guru dalam bahasa Sansekerta terdiri dari kata Gu yang artinya gelap dan Ru yang artinya terang. Sisi gelap dan terang menjadi satu. Guru bisa mempunya arti penyeimbang sisi gelap dan terang. Guru adalah gabungan dunia gelap dan terang yang memberikan arah menuju kebenaran.

Guru dapat diartikan juga mengangkat sisi gelap menuju sisi terang. Mungkin dari situ muncul tokoh Batara Guru. Batara Guru adalah penguasa tiga dunia, dunia para dewa, dunia manusia, dan dunia bawah (setan). Batara guru dapat membukakan telinga manusia untuk melihat hal yang baik dan hal yang buruk. 

Kisah datang dari Pak Bakri yang tidak pernah lelah mengajar. Ia bingung akhir-akhir ini kepalanya sering pusing. Usut punya usut beliau yang saat ini berusia 58 tahun berusaha belajar mengakses internet untuk mendapatkan bahan ajar yang update. Ide itu ia dapatkan setelah mendatapkan pelatihan guru go-blog. Dia teringat pada masa muda dulu. Saat itu, ia mengajar dengan gaya orasi berapi-api ala Bung Tomo.

Anak-anak terbelalak kagum. Sesekali ia bercerita tentang tokoh idolanya, Iwan Fals. Ia bercerita bahwa Iwan Fals adalah seseorang yang berani menyarakan hati wong cilik. Anak-anak menangkap api-api semangat sang guru muda. Ketika musim kapas, Pak Bakri mengumpulan klentheng dari buah kapas untuk media hitung-menghitung, kadang untuk bermain bas-basan, kadang untuk melempar siswanya yang ngantuk. Pak Bakri sering menyarankan anak-anaknya untuk bermain bersama-sama dan tidak boleh curang, ada gobak sodhor, benthik, sepak tekong, sunda manda, dan lain-lain.

Bagi Pak Bakri, permainan tradisional membuat murid-muridnya senang dan guyub. Kali waktu yang lain anak-anak diminta untuk membantu Pak Warto, penjaga sekolah, untuk sekedar mencabuti rumput. Ia mengatakan bahwa Pak Warto sudah renta, sudah menjadi kewajiban kita untuk membantunya. Tidak hanya Pak Warto, anak-anaknya pernah diajak membantu mengangkat belanjaan Bu Wid-penjual bubur, memapah Mbah Bewok-penjual gulali yang kepleset di jalan becek, dan orang-orang lainnya yang membutuhkan bantuan.

Pak Bakri tidak pernah mengajarkan berbuat baik ia hanya melakukan yang perlu dia lakukan, pun anak-anaknya terpatri hal itu. Kini tahun 2023, konon Revolusi industri 5.0 sedang berlangsung. Pak Bakri gamang, jiwanya menantang perubahan, hatinya tetap teguh belajar, fisiknya tidak. 

Kisah yang berbeda datang dari Jakarta Selatan. Sudah sepekan Pak Andre mengikuti pelatihan merancang media pembelajaran berbasis IT. Pada akhir pelatihan, ia diminta merancang sebuah game untuk pembelajaran matematika. Hanya butuh sehari, Pak Andre menjadi ahli. Di Sekolah, game itu diuji. Game buatannya mengakomodasi minat murid-muridnya yang tumbuh dengan asuhan smartphone. Game matematika dilahap dengan singkat oleh murid-muridnya, penilaian secara otomatis langsung terekam, Pak Andre tak perlu koreksi. Pembelajaran di kelas diwarnai aplikasi kuis seperti kahoot, moodle, dan quizlet.

Aplikasi belajar mandiri seperti seesaw, padlet, dan quipper video pun ia tuangkan dengan inovatif di kelas. Hasil ujian siswa melejit. Siswa sangat antusias menanti tantangan yang diberikan Pak Andre. Ia memimpikan suatu saat muridnya dapat membuat smart product dan smart services yang dapat berguna bagi masyarakat.

Teknologi berkembang cepat sekali, arusnya terlalu deras. Pak Andre sebagai wakil dari semangat zaman ini. Tetapi guru tidak semua secakap Pak Andre dalam teknologi. Guru perlu mengadaptasi teknologi dengan bijak. Jika arusnya terlalu deras, gurulah yang menjadi tanggul, jika lajunya sangat kencang gurulah yang harus menjadi remnya, jika terlalu dingin gurulah yang harus menyulut bara, jika terlalu panas gurulah yang menyejukkan. Teknologi bukan lagi “budak” tetapi partner atau rekan. Pilihlah rekan kerja yang baik dan sesuai, tidak harus berpartner dengan semua teknologi. Kesibukan merengkuh teknologi dapat menghilangkan esensi.

Maka esensinya dipahami, teknologinya baru dicari. Sedikit ingat satu berita bahwa beberapa pendiri google tidak membiarkan anak-anaknya menggunakan HP sebelum 14 tahun. Mereka percaya bahwa imajinasi dan kreativitas dapat telatih maksimal ketika keadaan sangat terbatas. Ingat juga ketika kita membaca novel Harry Potter, imajinasinya lebih liar dan hebat dibanding penggambaran visual di filmnya yang terbatas. 

Pak Bakri yang memakai hati. Banyak anak pernah mendapat les gratis dari Pak Bakri. Mereka sering berkaca-kaca jika mendengar cerita Pak Bakri dari kawan yang mengenal Pak Bakri. Pak Bakri tidak lekang oleh zaman. Pak Bakri hidup di sanubari setiap siswanya. Jika saja Pak Bakri masih mampu, beliau akan berjuang belajar teknologi. Pak Bakri adalah pribadi yang terlibat. Ia melibatkan diri pada lingkungan dan zamannya.

Hati dan naluri yang menggerakkannya. Ia membukakan mata siswanya pada realitas yang tidak selalu indah sekaligus ia mengajak bertindak menuju kebaikan. Pak Bakri mengajak siswanya melihat gelap sekaligus terang seperti arti kata guru. Teknologi juga perlu hati, maka kembalilah pada yang hakiki. 

Guru yang akan bertahan di era distrupsi adalah guru yang memiliki kualitas diri baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Peradaban akan berubah. Ketika semua orang berpacu dalam perubahan, di sinilah peran guru, menjadi wasit perubahan agar tetap pada nilai-nilai kemanusiaan, menjaga karakter siswa, menjaga kewarasan, menjaga hati, menjaga manusia muda, menjaga peradaban seperti peran Batara Guru. (*)

***

*) Oleh: Apri Damai Sagita Krissandi, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.