Ekonomi

DPR RI Dorong Pemerintah Tingkatkan Ekspor Pertanian

Minggu, 08 Desember 2019 - 18:13
DPR RI Dorong Pemerintah Tingkatkan Ekspor Pertanian Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah saat kunjungan ke Washington DC, Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)

TIMES JOGJA, MALANGDPR RI melalui Komisi IV mendorong pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan nilai ekspor pertanian di pasar dunia. Sektor ini dinilai penting dan mendesak dilakukan oleh pemerintah.

Itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah usai kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat dalam rangka memenuhi undangan International Democrat Union (IDU) 3 - 6 Desember 2019 lalu.

Sebagai negara agraris tropis terbesar kedua di dunia setelah Brazil, kata Luluk, Indonesia sudah semestinya menjadi pemain terdepan dalam ekspor produk pertanian dan perkebunan.

“Terutama produk tanaman tropis yang sangat diminati pasar dunia seperti rempah-rempah, lada hitam, lada putih, kayu manis, vanili, dan lainnya,” kata anggota DPR RI Fraksi PKB itu.

b7dea8eaa6b30328b6c41d077151ccac.jpg

Luluk juga menghadiri informal meeting dengan KBRI Washington DC bersama Deputi Dubes dan Atase Pertanian. Kata Luluk, pihak kedutaan menginformasikan bahwa Amerika akan menyediakan anggaran sekitar USD 10 juta sampai USD 12 juta untuk memberikan dukungan dan fasilitasi bagi peningkatan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan produk unggulan rempah-rempah seperti lada, kayu manis, dan vanili.

“Peluang ini seharusnya dapat ditangkap pemerintah, mengingat Indonesia memiliki sejarah sebagai produsen rempah-rempah dunia,” tegasnya.

Selain itu, pada tahun 2020, Amerika Serikat akan mengadakan 52 pameran produk pertanian berskala besar yang akan dihadiri oleh seluruh importirnya. Termasuk perusahaan distributor produk pertanian yang memiliki jaringan di seluruh negara bagian Amerika.

Momentum ini, lanjut Luluk, harus cepat direspon pemerintah untuk mendapatkan manfaat yang besar. Kementerian Pertanian sudah semestinya lebih progresif dalam mencari pasar baru bagi produk pertanian unggulan Indonesia.

“Tidak hanya terfokus kepada kelapa sawit yang menghasilkan devisa sangat besar, atau karet, kopra dan kakao yang sudah dikenal dunia. Tetapi berusaha untuk mempromosikan produk pertanian lainnya terutama rempah-rempah yang mulai memudar,” ungkap Ketua DPP PKB Bidang Hubungan Internasional itu.

Pihaknya menilai penting untuk mengekspor produk pertanian yang beragam. Apabila salah satu komoditas harganya jatuh di pasar dunia, masih kata Luluk, maka dapat ditutupi oleh komoditas lainnya. Seperti komoditas karet dan kopra yang harganya saat ini sangat jatuh sekali.

Ia menganggap bahwa pasar Amerika Serikat sendiri sangat menjanjikan bagi produk pertanian Indonesia. Namun, pemerintah belum memaksimalkan pasar yang besar tersebut.

Dari 10 negara eksportir komoditas pertanian ke Amerika Serikat, Indonesia berada pada peringkat ke 8, di bawah Brazil, India dan Italia serta sedikit di atas Vietnam.

Luluk melaporkan, permintaan terhadap komoditas pertanian yang paling besar di Amerika dalam beberapa tahun belakangan ini adalah kakao, vanili, lada hitam, lada putih, dan kayu manis.

Tanaman tersebut merupakan tanaman tropis yang memiliki sejarah panjang dalam membudidayakannya di Indonesia. Luluk menyebut sangat aneh jika Indonesia tidak mengambil peluang tersebut.

Kesadaran warga Amerika akan makanan sehat dan berkualitas mendorong meningkatnya pesanan produk makanan organik dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Produk makanan ringan seperti kacang-kacangan, minuman buah segar, sarang burung wallet dan kopi dibutuhkan dalam jumlah yang besar.

00f30f4b0a97a1c12bd7cd559ddaec44.jpg

“Komoditas-komoditas itu pun sangat familiar di berbagai daerah sehingga dapat dipenuhi oleh Indonesia,” ujarnya optimistis.

Dengan demikian, sambungnya, selama ini kesiapan pemerintah dan pelaku usaha dalam menangkap pasar ekspor produk pertanian dan makanan olahan belum maksimal. Salah satu contohnya adalah adanya pesanan terhadap telor asin matang dari Indonesia untuk pasar Amerika sebanyak tiga puluh ribu perhari yang tidak dapat dipenuhi.

Sebab itu, pihaknya mempertimbangkan beberapa hal yang dianggap perlu dilakukan pemerintah, yaitu:

1. Buat peta dan data produk unggulan pertanian, baik organik maupun non organik yang memiliki kualitas ekspor.

2. Berikan pelatihan dan pendampingan bagi petani, kelompok usaha tani serta pelaku bisnis komoditas pertanian agar produk pertaniannya dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

3. Petani berhak untuk memiliki pengetahuan bertani yang baik, untuk itu ajarkan petani dalam membuat perencanaan usaha pertaniannya agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan mereka.

4. Bantu petani dan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengolah bahan produk pertanian menjadi bahan makanan olahan yang siap jadi sehingga memiliki nilai tambah.

5. Berikan akses dan informasi terkait pasar internasional yang bisa ditembus untuk memasarkan produk unggulan pertanian dan produk makanan olahan siap saji mereka.

6. Manfaatkan semaksimal mungkin forum-forum pameran internasional yang ada di negara tujuan ekspor dan  kerjasama yang bernilai, termasuk mengikutsertakan pemerintah daerah untuk ikut aktif mempromosikan produk unggulannya.

7. Maksimalkan peran Atase Pertanian karena mereka memiliki data “Market Intelijen” yang sangat berharga. Kalau perlu ditambah personilnya karena dengan hanya 4 Atase Pertanian yang dimiliki Indonesia, terkesan kurang serius dan kurang progresif dalam menigkatkan ekspor pertanian Indonesia.

8. Pemerintah harus lebih responsif dalam menyikapi semua informasi pasar dunia dan manfaatkan data serta informasi yang diberikan oleh perwakilan Indonesia di luar negeri untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan secara cepat, akurat, efektif dan bernilai.

9. Mendorong diplomasi Parlemen baik kelembagaan ataupun personal di dunia internasional dalam berbagai bidang, tidak hanya politik tetapi juga ekonomi dan budaya. 

Melalui sembilan langkah yang dinilai urgen tersebut, anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah yakin Indonesia bisa ambil peran besar dan berada di garda depan dalam meningkatkan nilai ekspor pertanian di pasar dunia. (*)

Pewarta : Mohammad Naufal Ardiansyah
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.