TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Kini masyarakat Kota Yogyakarta tak perlu khawatir lagi mengenai persoalan sampah. Sebab, untuk mengatasi masalah sampah, Pemkot Yogyakarta telah bekerjasama dengan swasta. Rencananya, pengolahan sampah dengan melibatkan swasta ini menggunakan teknologi canggih ramah lingkungan.
Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menjelaskan, untuk memaksimalkan pengolahan sampah di Kota Yogyakarta, Pemkot Yogyakara bekerjasama dengan PT Biru Sistem Perkasa. Pengolahan sampah dilakukan dengan teknologi pembakaran. Sistem ini diklaim ramah lingkungan.
“Secara teknis bagaimana pengelolaan, maka yang dilakukan Pemkot Yogyakarta adalah membayar jasa pembakaran sampah itu. Mengenai pola kerja sama, Pemkot Yogyakarta masih akan melakukan pertimbangan. Akan tetapi, ada berbagai pilihan yaitu seperti dengan menggandeng BUMD dalam skema business to business (BToB),” terang Singgih di Komplek Balai Kota Yogyakarta, Selasa (17/10/2023).
Singgih berharap, kerja sama pengelolaan sampah ini efektif dapat dilaksanakan pada awal tahun 2024. Saat ini, Pemkot Yogyakarta dengan swasta masih akan melengkapi administrasi.
“Rencananya, sampah yang akan dikerjasamakan ini kapasitasnya 60 ton per hari. Tapi dimungkinkan PT Biru Sistem Perkasa nanti bisa lebih dari itu,” papar Singgih.
Direktur Utama PT Biru Sistem Perkasa, Cendra Perkasa mengatakan, pihaknya menawarkan jasa pembakaran sampah berteknologi tinggi dengan mesin pembakar sampah. Sistem pembakaran sampah tersebut diklaim tidak menghasilkan asap atau smokeless.
Artinya, semua sampah bisa terbakar habis. Terlebih, dari abu hasil pembakaran yang muncul pun hanya kurang dari tiga persen. Sebab, pihaknya menggunakan alat pembakaran dengan proses pembakaran secara sempurna.
“Jadi bahan bakar utama alat ini adalah air. Jadi, efeknya tidak menghasilkan asap sehingga ramah lingkungan. Suhu pembakarannya mulai dari 1.250 sampai 1.500 derajat. Hampir semua jenis sampah bisa terbakar terkecuali batu, kaca, dan besi. Sehingga, masih perlu adanya pemilahan,” tandas Cendra disela-sela penandatanganan MoU di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (17/10/2023).
Selain mengurangi beban jumlah sampah, pembakaran sampah dengan alat insenarotor dapat mengurangi efek negatif yaitu asap.
“Pada intinya, kami bisa memberikan solusi tidak hanya membakar sampah saja, tapi bisa mengurangi bahkan tidak bisa menimbulkan efek polusi di kemudian hari. Jadi, saya berharap, kerja sama ini tak berhenti pada penandatanganan MoU saja, tetapi bisa kembali ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama,” terang Cendra.
Menariknya, Cendra menyebutkan kerja sama pembakaran sampah dengan Pemkot Yogyakarta ini menggunakan teknologi yang berasal dari Korea. Penggunaan teknologi untuk pembakaran sampah ini merupakan kali pertama digunakan di Indonesia. (*)
Pewarta | : Olivia Rianjani |
Editor | : Deasy Mayasari |