TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Musim hujan telah tiba. Sebagai Lembaga yng mengurusi kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Sleman pun sudah mulai melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Seperti, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir lahar dingin sekitar lereng Gunung Merapi.
Untuk memastikan keamanan masyarakat, BPBD DIY pun telah melakukan pengecekan terhadap peralatan early warning system (EWS) yang terpasang di sejumlah titik lereng Gunung Merapi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, setidaknya ada sekitar 8 EWS yang sudah dipasang dibeberapa titik bantaran sungai kawasan Gunung Merapi. Sehingga, bila terjadi peningkatan debit air sungai di pos tersebut, maka petugas akan memberi sinyal kepada warga khususnya yang tinggal di dekat bantaran sungai.
“Kita kan memberikan warning, informasi kepada warga melalui EWS. Apabila hal itu terjadi (banjir), warga dengan tanggap mengevakuasi diri, menjauhi sungai, dan berkumpul pada tempat posko evakuasi yang telah disepakati,” kata Mawan kepada TIMES Indonesia, Rabu (29/11/2023).
Selain itu, BPBD Sleman mengaku sudah menyiapkan alat pengawasan dikedua lokasi tersebut. Alat itu berupa CCTV (sebagai pantauan visual), sirine apabila ada aliran yang membahayakan dialiran lintasan sungai.
BPBD Sleman Ingatkan Banjir Berasal dari Lereng Merapi, Penambang Wajib Tahu
Mawan mengimbau kepada masyarakat terutama para penambang pasir yang ada di sekitar lereng Gunung Merapi harus meningkatkan kewaspadaan. Sebab, di kawasan tersebut merupakan kategori rawan banjir lahar dan longsor.
Bencana banjir dan longsor itu terjadi karena adanya hujan dengan intensitas cukup tinggi yang ada disekitaran Gunung Merapi. Apalagi, musim hujan seperti saat ini memungkinkan akan sering terjadi hujan lebat di Kawasan Gunung Merapi.
“Kami membuka posko 24 jam. Sekali lagi, saya mengingatkan warga yang bermukim di sekitar Gunung Api untuk mewaspadai berbagai potensi bahaya saat musim hujan terkhusus banjir lahar. Kalau hujan hanya di lembah ya itu tidak mempengaruhi. Karena syarat menjadi banjir lahar yaitu selalu dihubungkan dengan curah hujan yang tinggi di sekitar Gunung Merapi yang dalam fase erupsi atau pernah mengalami erupsi dan menghasilkan endapan vulkanik di lembah-lembah gunung api,” terang Makwan. (*)
Pewarta | : Olivia Rianjani |
Editor | : Deasy Mayasari |