TIMES JOGJA, BANTUL – Pengelolaan Bank sampah di kabupaten Bantul akan menjadi percontohan tingkat nasional. Menyusul perkembangannya yang tidak hanya berhenti pada tahap pemilahan. Untuk mengurangi volume sampah yang dibuang. Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dahong menyampaikan pernyataan ini pada kunjungan kerja di Kantor Pemkab Bantul, Jum'at (18/6/2021).
Metode pengelolaan sampah oleh Bank sampah di kabupaten Bantul, yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Akan diadopsi ke Bank Sampah di seluruh Indonesia. Aturan baru tentang larangan impor bahan baku daur ulang. Menjadi peluang bagi Bank Sampah untuk memenuhi kebutuhan baku daur ulang. Khususnya untuk industri plastik dan kertas.
Bupati Bantul memberikan cindera mata tas daur ulang kepada wakil menteri. (Foto: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Berdasarkan data di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari 11 ribu Bank Sampah di Indonesia. 7 ribu diantaranya aktif menjalankan kegiatan memilah dan mendaur ulang sampah. Bila seluruhnya dapat menerapkan seperti pola Bank Sampah di kabupaten Bantul. Dipastikan Bank Sampah akan menjadi sentra - sentra industri baru.
"Kegiatan ini juga akan mendukung target Indinesia bersih sampah pada tahun 2025" tegas Wakil Menteri Alue Dahong.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Bantul Ari Budi Nugroho menjelaskan, kedatangan Wakil Menteri didampingi Dirjen Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Rosa Vivien Ratnawati untuk memberikan edukasi kepada ketua - ketua pengelola Bank Sampah di Bantul. Serta berkunjung ke Bank Sampah Gemah Ripah di dusun Badegan Bantul.
Pengelolaan sampah di Bank Sampah Gemah Ripah pada masa pandemi menjadi lebih bermanfaat. Karena dari tabungan bank sampah dapat ditukar dengan sembako atau dimanfaatkan untuk membayar sekolah. Hal ini tentu sangat membantu masyarakat yang mengalami dampak ekonomi. Sebagai dampak phk atau pengurangan jam kerja.
Saat ini terdapat 70 Bank Sampah di Bantul dengan 1.700 nasabah. Dari kegiatan memilah dan mendaur ulang sanpah. Dapat mengurangi 4 persen volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Agar volume sampah yang dibuang terus berkurang. Pihaknya terus menginisiasi lahirnya Bank Sampah baru.
Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih menambahkan, Pemkab Bantul mencanangkan program Bersih Bantulku Sejahtera Hidupku. Melalui kegiatan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga secara mandiri. Bupati berharap melalui edukasi pengelolaan bank sampah akan dapat mengatasi degradasi pengelolaan lingkungan hidup terutama pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah juga dilakukan dengan pendekatan zero waste. Upaya ini telah menunjukkan hasil. Berdasarkan cakupan penanganan sampah mencapai 460 ribu meter kubik per tahun. Peningkatan pengelola sampah mandiri mencapai 62 kelompok serta prosentase pengurangan sampah mencapai 42 persen di perkotaan.
Namun pengelolaan sampah di Bantul masih menghadapi kendala. Salah satunya belum terdaoatnya ijin dari pemerintah pusat. Terkait pengadaan incenerator untuk sampah rumah tangga. Padahal saat ini Bank sampah membutuhkan incinerator. Menyusul TPA sampah regional Piyungan yang sudah overload. (*)
Pewarta | : Totok Hidayat |
Editor | : Imadudin Muhammad |