https://jogja.times.co.id/
Berita

Rampak Merajut Literasi: Festival Sastra Yogyakarta 2025 Jadi Magnet Komunitas

Senin, 28 Juli 2025 - 20:53
Rampak Merajut Literasi: Festival Sastra Yogyakarta 2025 Jadi Magnet Komunitas Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti ketika menyampaikan Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025. (FOTO: Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Suasana literasi kembali membuncah di jantung Kota Yogyakarta. Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025 resmi digelar pada 30 Juli hingga 4 Agustus 2025, membawa semangat kolaborasi yang kental lewat tema besar bertajuk “Rampak”, yang berarti serempak, setara, dan harmonis.

Festival ini menjadi panggung ekspresi dan dialog antara komunitas sastra, seniman, akademisi, hingga masyarakat umum di Grha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) Kota Yogakarta.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi gerakan membangun ekosistem sastra yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami ingin menjadikan Yogyakarta sebagai pusat literasi yang tidak hanya hidup di masa kini, tapi juga memiliki akar kuat untuk masa depan,” ujar Yetti.

Kurator FSY 2025, Fairuzul Mumtaz, menyebut ada lebih dari 51 komunitas sastra dari DIY yang terlibat aktif, termasuk dari Bantul, Sleman, Gunungkidul, hingga Kulonprogo. Festival ini juga melibatkan 70 seniman dan sastrawan, termasuk nama-nama besar seperti Dewi Lestari, Saut Situmorang, Fahruddin Faiz, Mahfud Ikhwan, hingga Iksan Skuter.

“Rampak adalah simbol dari semangat berkesenian yang tidak lagi egois dan eksklusif. Di sini, semua setara dan bergerak bersama,” kata Fairuz.

Direktur Festival, Paksi Raras Alit, menambahkan bahwa FSY tahun ini bukan hanya panggung bagi puisi, tapi juga kuliner, diskusi, musik, macapat, hingga visual art yang menyatu dalam peristiwa lintas medium.

Rangkaian Acara FSY 2025: Meriah, Inklusif, dan Sarat Gagasan

FSY 2025 dikemas dalam berbagai agenda utama yang menarik seperti Pasar Sastra (30 Juli – 4 Agustus, 09.00–21.00 WIB). Selama penyelenggaran event ini panitia akan menghadirkan 110.000 buku dari ratusan penerbit lokal dan nasional yang didukung oleh IKAPI DIY. Buku-buku dijual dengan diskon besar bahkan tersedia secara gratis bagi pengunjung tertentu.

Selain itu, ada pula Sayembara Puisi FSY 2025 yang diikuti 4.395 karya dari 1.465 peserta se-Indonesia. Ada tiga juri nasional yang terlibat dalam sayembara puisi yaitu Indrian Koto, Yona Primadesi, dan Komang Ira Puspitaningsih.

“Pengumuman pemenang akan diumumkan pada 2 Agustus 2025,” terang Paksi.

Tak hanya itu saja, ada juga kegiatan Susur Galur (2–4 Agustus). Pada momentum ini akan ada diskusi mendalam tentang jejak dan kontribusi komunitas sastra Yogyakarta dalam 6 sesi tematik. Juga ada Panggung Teras dan Puisi Surup (2–4 Agustus). Pada acara ini akan menjadi ajang ekspresi kreatif komunitas melalui poetry jam dan pertunjukan santai sore hari.

Berikutnya, ada Panggung Pembukaan (2 Agustus, 19.00 WIB). Sebuah pertunjukan lintas genre yang menghadirkan Melankolia, Iksan Skuter, dan berbagai musisi-sastrawan.

“Sedangkan pada malam penutupan festival akan ada penampilan Dewi Lestari bersama seniman-seniman kreatif dari berbagai disiplin pada 4 Agustus, 19.00 WIB,” tandas Fairuz.

Sejak pertama kali digelar pada 2021, FSY telah konsisten mengangkat tema yang merepresentasikan zaman dan dinamika kebudayaan, mulai dari Musikal Hanacaraka (2021), Mulih (2022), Sila (2023), Siyaga (2024), dan kini Rampak (2025). Festival ini kini telah menjelma menjadi ruang penting bagi regenerasi sastrawan dan perluasan jaringan literasi.

Menurut Fairuz, FSY adalah ruang merdeka bagi siapa saja yang mencintai kata dan makna. “Yogyakarta itu kota yang tidak pernah kehilangan gairah literasi,” tuturnya.

Tak hanya inklusif, FSY 2025 juga dirancang sebagai festival ramah lingkungan dan sehat secara ritme kerja. Seluruh tim dan komunitas diajak untuk menjaga keseimbangan antara kreativitas dan kesehatan, tanpa ekses dan eksklusivitas.

“FSY bukan festival instan. Ini festival bernapas panjang. Kami tidak mengejar gegap gempita, tapi keberlanjutan dan dampak,” tegas Fairuz.

Dengan partisipasi ribuan insan literasi dan puluhan komunitas, FSY 2025 sekali lagi menegaskan posisi Yogyakarta sebagai “kota sastra” yang bukan hanya kuat di akar sejarah, tetapi juga tangguh dalam inovasi.

Bagi kamu yang ingin merasakan denyut sastra langsung dari jantung Yogyakarta, jangan lewatkan Festival Sastra Yogyakarta 2025. Semua elemen literasi hadir dari lembar puisi hingga panggung musik dalam satu nafas: Rampak. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.