TIMES JOGJA, JAKARTA – Raja Charles III akhirnya mengambil langkah tegas terhadap adiknya, Pangeran Andrew, dengan mencabut seluruh gelar kehormatan dan memintanya meninggalkan kediaman resminya di Royal Lodge, Windsor.
Keputusan ini diumumkan Istana Buckingham pada Kamis (30/10/2025), setelah berminggu-minggu tekanan publik terkait hubungan Andrew dengan pelaku kejahatan seks, Jeffrey Epstein.
Melalui keputusan langka itu, Pangeran Andrew kini tak lagi menyandang gelar pangeran dan akan dikenal dengan nama Andrew Mountbatten-Windsor. Ia juga harus mengosongkan rumah mewah yang telah lama ia tempati, yang terletak tak jauh dari Kastil Windsor.
Langkah keras Raja Charles ini diambil setelah muncul gelombang desakan agar Andrew diusir dari Royal Lodge, menyusul keputusan sang pangeran menyerahkan gelar Duke of York awal bulan ini. Tekanan publik semakin kuat setelah terbit memoar mendiang Virginia Roberts Giuffre, salah satu korban Jeffrey Epstein, yang kembali menuduh Andrew melakukan pelecehan seksual saat dirinya masih berusia 17 tahun.
Sebagai informasi, Jeffrey Epstein adalah seorang pemodal Amerika yang kaya raya, seorang pelaku kejahatan seksual terpidana, dan dituduh mengoperasikan jaringan perdagangan seks internasional besar-besaran yang menjadikan puluhan, bahkan mungkin ratusan, korban gadis di bawah umur dan wanita muda sebagai korban.
“Istana menilai tindakan ini perlu diambil, meski Pangeran Andrew terus membantah seluruh tuduhan yang diarahkan kepadanya,” tulis pernyataan resmi Buckingham Palace. “Raja dan Ratu menyampaikan simpati mendalam bagi seluruh korban dan penyintas kekerasan seksual dalam bentuk apa pun.”
Langkah mencabut gelar pangeran merupakan tindakan hampir tak pernah terjadi dalam sejarah Inggris. Terakhir kali hal serupa dilakukan pada 1919, ketika Pangeran Ernest Augustus kehilangan gelarnya karena berpihak pada Jerman dalam Perang Dunia I.
Dari Pangeran ke Warga Biasa
Keputusan ini menandai titik terendah dalam kehidupan Andrew, yang kini berusia 65 tahun. Ia pernah menjadi salah satu anggota kerajaan paling populer, terutama setelah bertugas sebagai pilot helikopter Angkatan Laut Inggris dalam Perang Falklands 1982. Namun, sejak itu citranya hancur akibat serangkaian skandal bisnis, pergaulan kontroversial, dan tuduhan pelecehan seksual.
Kasus Epstein menjadi pukulan paling telak. Setelah email-email baru menunjukkan bahwa Andrew masih berhubungan dengan Epstein lebih lama dari yang diakuinya, kemarahan publik kembali membesar. Buku Nobody’s Girl karya Giuffre semakin memperburuk situasi dengan mengungkap tiga pertemuan seksual yang diduga melibatkan Andrew.
Meskipun Andrew terus membantah tuduhan tersebut, pada 2022 ia sempat membayar jutaan dolar dalam penyelesaian perkara perdata di New York tanpa mengakui kesalahan. Dalam kesepakatan itu, ia mengakui penderitaan Giuffre sebagai korban perdagangan seks.
Giuffre sendiri meninggal dunia pada April lalu dalam usia 41 tahun. Kakaknya, Skye Roberts, menyebut keputusan Raja Charles sebagai “kemenangan moral bagi adik saya dan seluruh korban.”
“Seorang gadis biasa dari Amerika telah berhasil menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan keberanian dan kebenarannya,” ujar Skye kepada BBC. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Raja Charles Cabut Gelar dan Usir Pangeran Andrew dari Kediaman Kerajaan
| Pewarta | : Antara | 
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto | 
 Berita
 Berita 
       
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
               TIMES Jogja
            TIMES Jogja