https://jogja.times.co.id/
Berita

Merayakan Tradisi Rajaban, Warga Wadasmalang Kebumen Bagikan 1357 Ambengan

Kamis, 16 Januari 2025 - 22:21
Merayakan Tradisi Rajaban, Warga Wadasmalang Kebumen Bagikan 1357 Ambengan Ambengan dibagikan pada tamu undangan yang duduk paling depan di panggung acara Masjid Baiturohim, ambengan paling besar khusus untuk Kiai pemberi tausiah Isra Mi'raj pada tradisi Rajaban tahun ini. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, KEBUMEN – Masyarakat Dukuh Kalikemong, Desa Wadasmalang, Kebumen setiap tahun menggelar acara tradisi ambengan pada bulan rajab untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Warga sekitar biasa menyebutnya Rajaban. Pada Tradisi Rajaban tahun ini jatuh pada hari Rabu (15/1/2025). Lokasi peringatan Rajaban berada di Masjid Baiturohim, Dukuh Kalikemong, Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung, Kebumen.

Tradisi Ambengan atau Rajaban dari Dukuh Kelikemong terbilang unik karena ambengannya berupa keranjang terbuat dari anyaman bambu yang berisi berbagai macam makanan mulai dari potongan ayam panggang, beras dan telur, hingga berbagai macam jenis pisang, serta makanan ringan kemasan kesukaan anak anak, juga minuman dalam kemasan.

Ambengan keranjang terdiri dari berbagai macam ukuran. Mulai dari berukuran 50 cm dan yang paling besar ukurannya mencapai tinggi 2 meter dengan garis lingkar 1 meter. Semakin besar ambengan keranjang nilainya juga tentu mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Tradisi-Rajaban-x.jpgPanitia Rajaban menata ambengan keranjang dari warga Dukuh Kalikemong di halaman MI Ma'arif Wadasmalang. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)

Ambengan yang paling besar biasanya diberikan untuk ulama atau Kiai yang hadir memberikan ceramah pada saat peringatan Isra Mi’raj di Masjid Baiturrohim Dukuh Kalikemong. Namun ada juga diberikan kepada pejabat kabupaten yang datang.

Solehun (56), seorang panitia yang berasal dari RT 02 Dukuh Kalikemong kepada TIMES Indonesia bercerita bahwa tradisi Ambengan di Dukuh Kalikemong itu sudah ada sejak dirinya masih kecil.

"Sejak  simbah-imbah saya juga dulu sudah ada,” ujar Solehun.

“Hanya saja, dulu dari zaman saya kecil ambengannya masih berupa tenong berisi tumpeng, dan ayam ingkung, beserta sambal, dan sayurnya. Jadi dulu itu, tiap KK membawa tenong ke masjid. Setelah selesai didoakan oleh pak Kiai dibagikan ke jamaah yang hadir.”

Menurut cerita Solehun, ambengan berubah jadi keranjang dimulai sejak tahun 2001. Itu juga terinspirasi dari Desa Plumbon dan desa desa sekitarnya yang mulai memakai ambengan keranjang. Alasannya karena membaginya gampang. Tiap seorang dapat satu keranjang. Sejak itulah, ambengan di Dukuh Kalikemong memakai keranjang.

Jatah Ambengan Setiap RT

Warga Dukuh Kalikemong terdiri dari 300an Kepala Keluarga (KK) yang dibagi menjadi 5 RT. Tahun ini setiap KK mendapat jatah membuat sekitar 6 sampai 7 ambengan keranjang. Solehun sendiri dan keluarganya membuat 6 keranjang ambengan.

Tahun lalu, kata Solehun, ambengan keranjang mencapai 1700an. Semuanya dibagikan kepada tamu warga sekitar Dukuh Kalikemong yang hadir pada acara Rajaban. Sedangkan warga Dukuh Kalikemong sendiri tidak boleh membawa pulang ambengan.

“Ambengan itu niatnya ‘kan bersenang senang merayakan Rajaban sambil bersedekah,” kata Solehun.

Jadi, kata Solehun, Ambengan itu harus habis diberikan kepada tamu warga luar Dukuh Kalikemong. Karena Rajaban itu memang diniatkan juga bersedekah bagi warga Dukuh Kalikemong. Sedekah dalam merayakan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pungkasnya.

Bagi warga Dukuh Kalikemong, membuat ambengan itu seperti sudah menjadi kewajiban pada setiap acara tradisi Rajaban. Sedangkan bagi warga yang malas membuat ambengan keranjang sendiri, bisa memesan kepada penjual jasa ambengan.

Sakiyah, warga RT 02 Dukuh Kalikemong, adalah salah satu orang yang bersedia membuatkan ambengan keranjang pesanan. Saat ditemui TIMES Indonesia, Sakiyah mengaku pada tahun ini hanya menerima 36 pesanan saja dari keluarga terdekatnya yang rumahnya berada di RT 03.

“Gak cuma saya,” kata Sakiyah. “Ada juga beberapa orang yang bisa membuatkan pesanan ambengan keranjang.”

Harga dan ukuran setiap ambengan tentu saja tergantung pemesannya. Menurut Sakiyah, pesanan yang diterima dirinya bervariasi. Ada yang minta dibuatkan ambengan dengan harga 50 ribu hingga 100 ribu. Ukuran keranjangnya juga tergolong kecil.

Suasananya Meriah seperti Arena Pekan Raya

Rangkaian acara Rajaban tahun ini jatuh pada hari Rabu, 15 januari 2025. Namun, sebenarnya rangkaian acara Rajaban sudah dimulai sejak Selasa malam di Masjid Baiturohim.

Acaranya adalah khataman alquran oleh anak anak Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ) Masjid Baiturohim. Sedangkan acara inti Rajaban dimulai keesokan harinya pada Rabu, 15/1/2025 juga di Masjid Baiturohim. Anak anak TPQ yang khatamannya dinilai terbaik akan ditampilkan pada acara puncak Rajaban.

Rabu pagi, sejak matahari belum muncul para pedagang dadakan berdatangan dari segala penjuru Kecamatan Karangsambung. Mereka membuka lapak di sepanjang jalan di area sekitar Masjid Baiturohim. Mulai dari pedagang mainan anak anak hingga pedagang kuliner seperti sosis bakar hingga mi ayam, juga arena permainan untuk anak anak.

Tradisi-Rajaban-c.jpgRibuan warga dari luar Dukuh Kalikemong pulang membawa ambengan keranjang usai usai acara Rajaban di Masjid Baiturohim Wadasmalang. (Foto: Eko Susanto/TIMES Indonesia)

Suasananya riuh oleh aktivitas pedagang juga orang yang sudah mulai berdatangan. Suasananya mirip seperti arena pekan raya ataupun kemeriahan arena pasar kuliner.

“Setiap Rajaban ya begini, Mas. Lebaran saja kalah ramai dengan Rajaban. Kali ini ada 400 ambengan,” ujar Marno dari RT 05.

Panitia Rajaban wira wiri hilir mudik mengangkut ambengan keranjang menggunakan Pickup dari setiap RT.

Setiap KK mengumpulkan ambengan keranjangnya pada setiap titik yang telah ditentukan sehingga panitia tinggal mengangkut dengan mobil pikap. Namun warga yang rumahnya dekat dengan Masjid Baiturohim biasanya memikul sendiri atau memanggul ambengannya dibawa ke area acara Rajaban.

Ambengan keranjang dari setiap RT se Dukuh Kalikemong itu semuanya ditata di ruang kelas MI Ma’arif Desa Wadasmalang yang lokasinya bersebelahan dengan Masjid Baiturohim.

Sebuah tenda berukuran besar telah didirikan guna mengantisipasi tamu yang hadir. Orang orang dari luar Dukuh Kalikemong mulai berdatangan.

Ruangan masjid penuh terisi oleh jamaah perempuan. Sedangkan jamaah tamu yang laki laki duduk di kursi yang telah disediakan di tenda halaman sekolah MI Ma’arif.

Panitia rajaban yang semuanya warga Dukuh Kalikemong masih sibuk menata ambengan keranjang. Ambengan yang berukuran paling besar diberi tanda dengan tulisan nama yang dituju di atas secarik kertas seperti misalnya, “untuk pak Kiai” begitu pula untuk tamu lain.

Menjelang acara dimulai ambengan keranjang yang datang dari 5 RT se Dukuh Kalikemong semakin banyak. Tiga ruang kelas MI Ma’arif telah penuh oleh ambengan keranjang. Bahkan ambengan keranjang yang berdatangan itu sampai ditata di luar ruang kelas dan di selasar sekolah.

Dihadiri Wakil Bupati dan Ribuan Warga

Ribuan warga dari luar Dukuh Kalikemong mulai berduyun duyun berdatangan di area Masjid Baiturohim. Ambengan telah ditata dengan rapih di dalam ruangan kelas maupun halaman sekolah untuk dibagikan saat Kiai usai membacakan doa siang nanti.

Edi Waris, panitia yang bertugas mendata ambengan keranjang mengatakan, total jumlah ambengan dari 5 RT mencapai 1357 ambengan keranjang. 

Pada tradisi Rajaban kali ini tamu pejabat yang hadir adalah Wakil Bupati yang baru saja dilantik, Zainal Miftah beserta jajarannya.

Juga beberapa ulama dan kiai Desa Wadasmalang. Sedangkan Kiai yang didaulat memberikan tausiah pada Rajaban kali ini ialah Kiai Munif Ikhsanuddin dari Desa Krakal Kecamatan Alian.

Suasana area masjid semakin meriah karena jamaah yang datang semakin memadati jalan dan lapangan sekolah. Mereka berbaur mulai dari anak anak hingga orang dewasa.

Saat tengah hari, giliran Kiai Munif Ikhsanuddin membacakan doa usai rampung memberikan tausiah. Suasana makin riuh saat ambengan dibagikan kepada tamu yang hadir dari luar Dukuh Kalikemong. Setiap orang mendapatkan bagian ambengan keranjang.

Semua warga Dukuh Kalikemong terlihat penuh suka cita. Mereka membantu membagikan ambengan buat tamu yang datang dari luar Dukuh Kalikemong dengan wajah berbinar bahagia.

Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Solehun. Bagi warga Dukuh Kalikemong tradisi Ambengan Rajaban itu sebenarnya bersenang senang merayakan Isra Mi’raj sambil bersedekah.

Karena di dunia ini tiada yang lebih membahagiakan selain saling berbagi antar sesama. Bersedekah kepada tetangganya. (*)

Pewarta : Eko Susanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.