https://jogja.times.co.id/
Berita

Leway Festival Perak Kotagede #2, Kotagede Siap Bersinar Lagi di Panggung Dunia

Rabu, 22 Oktober 2025 - 19:25
Festival Perak Kotagede #2: Dari Jejak Tradisi Menuju Inovasi Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Komaru Maarif. (FOTO: Soni H/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Kawasan bersejarah Kotagede kembali bersinar! Setelah sukses besar pada gelaran pertama, Kemantren Kotagede kembali mengadakan Festival Perak Kotagede #2 Tahun 2025 dengan tema yang menggugah: “Jejak Perak, Inspirasi Futuristik: Dari Tradisi ke Inovasi.”

Festival ini akan digelar pada Kamis, 23 Oktober 2025, mulai pukul 09.00–16.00 WIB, bertempat di Universitas Cendekia Mitra Indonesia (eks Tom’s Silver), Jalan Ngeksigondo No. 60, Kelurahan Prenggan, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta.

Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Komaru Maarif, menjelaskan bahwa festival ini merupakan bentuk nyata upaya pemerintah untuk mengembalikan kejayaan Kotagede sebagai sentra kerajinan perak terbesar di Indonesia.

“Dulu Kotagede dikenal sebagai Kota Perak. Namun popularitas itu mulai menurun. Melalui festival ini, kami ingin membangkitkan kembali semangat dan memperkenalkan Perak Kotagede kepada generasi baru dan masyarakat luas,” ujar Komaru, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, tema tahun ini mengandung pesan mendalam tentang pentingnya menyeimbangkan warisan tradisi dengan inovasi modern. “Filosofinya adalah perpaduan antara nilai budaya yang diwariskan turun-temurun dengan desain yang adaptif dan modern. Kami ingin karya perak Kotagede tetap punya ruh tradisi, tapi bisa menembus pasar global,” tambahnya.

Pameran, Workshop, dan Demo Langsung: Atraksi yang Tak Boleh Dilewatkan

Festival Perak Kotagede #2 akan menghadirkan serangkaian kegiatan menarik bagi masyarakat dan wisatawan. Mulai dari pameran karya perak klasik bernilai sejarah tinggi, workshop interaktif, demo pembuatan perak secara langsung, hingga pameran kuliner dan hiburan khas Kotagede.

Khusus dalam pameran utama, beberapa karya perak klasik yang memiliki nilai seni tinggi akan ditampilkan bukan untuk dijual, tetapi untuk diapresiasi sebagai warisan budaya.

Selain itu, workshop pembuatan perak akan menjadi ajang edukatif yang terbuka untuk masyarakat umum. Peserta hanya perlu membayar mulai dari Rp100.000 dan bisa membawa pulang hasil karyanya sendiri.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menyaksikan demo teknik tatah atau ukir dan penyepuhan perak, yang menjadi kebanggaan pengrajin lokal Kotagede selama berabad-abad.

Era Digital: Peluncuran Aplikasi “E-Katalog Teko Perak”

Salah satu yang paling dinanti adalah peluncuran sistem informasi berbasis web hasil kolaborasi Kemantren Kotagede dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Platform ini diberi nama E-Katalog Teko Perak, dan diharapkan menjadi terobosan dalam mempromosikan karya pengrajin di dunia digital.

Kepala Biro Penjaminan Mutu Akademik UKDW, Yetli Oslan, mengungkapkan bahwa platform ini dirancang untuk mendokumentasikan sekaligus memperkenalkan para pengrajin perak Kotagede ke publik yang lebih luas.

“Tahap awal aplikasi ini belum sampai transaksi jual-beli, tetapi fokus pada memperkenalkan kekayaan pengrajin kita—profil, keahlian, dan karya mereka. Masyarakat bisa mengenal Kotagede dan karya peraknya dari mana pun, tanpa harus datang langsung,” jelas Yetli.

Antusiasme Pengrajin: Semangat Baru dari Kotagede

Salah satu pengrajin perak yang ikut serta dalam festival ini, Umi Nurhasanah atau yang dikenal dengan nama Umi Silver, mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.

“Event seperti ini sangat berarti bagi kami. Masyarakat jadi tahu kalau perak Kotagede masih hidup dan terus berkembang,” ujar Umi.

Ia menambahkan, meski harga bahan perak kini melonjak hingga Rp30 juta per kilogram (dulu hanya sekitar Rp9 juta), permintaan tetap tinggi.

“Banyak pembeli dari luar daerah yang justru beralih dari emas ke perak. Harganya lebih terjangkau, tapi keindahan dan nilainya tidak kalah,” tambahnya.

Komaru Maarif berharap festival ini bukan hanya menjadi acara seremonial tahunan, tetapi benar-benar berdampak pada kebangkitan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal.

“Kami ingin menjadikan festival ini sebagai momentum kebangkitan ekonomi warga sekaligus memperkuat identitas Kotagede sebagai pusat kerajinan perak dunia,” terangnya. (*)

Pewarta : Soni Haryono
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.