https://jogja.times.co.id/
Berita

Selamat Jalan Sang Penggerak NU: KH Imam Aziz Wafat, Indonesia Kehilangan Sosok Cendekiawan Ulama Pejuang

Sabtu, 12 Juli 2025 - 13:49
Selamat Jalan Sang Penggerak NU: KH Imam Aziz Wafat, Indonesia Kehilangan Sosok Cendekiawan Ulama Pejuang Para takziah atau mu'azziyin dan mu'azziyat ketika melayat di rumah duka KH Imam Aziz di Dusun Turen, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMES JOGJA, JOGJA – Indonesia kembali kehilangan sosok ulama, intelektual, dan pejuang sosial yang penuh dedikasi. KH Muhammad Imam Aziz, mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021 dan Staf Khusus Wakil Presiden RI periode 2019–2024, wafat pada Sabtu (12/7/2025) pukul 00.46 WIB di RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta. Kabar duka ini sontak menyebar luas di kalangan Nahdliyin melalui berbagai grup WhatsApp dan media sosial.

KH Imam Aziz mengembuskan napas terakhir setelah beberapa waktu menjalani perawatan. Beliau merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Cendekia di Yogyakarta, sekaligus dikenal luas sebagai pemikir progresif dan penggerak berbagai inisiatif sosial-keagamaan.

Kabar duka ini pertama kali dikonfirmasi oleh sejumlah tokoh NU seperti Alfu Ni’am (Wakil Ketua PCNU Sleman), Irham Ali Saifuddin (Presiden Sarbumusi), serta Ngatawi Al-Zastrouw, mantan Ketua Lesbumi PBNU 2010–2015.

“Iya, betul beliau wafat,” ungkap Irham singkat saat dikonfirmasi.

Ratusan Warga Takziah, Alissa Wahid Hadir Melayat

Sejak Sabtu pagi, rumah duka di Dusun Turen, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman dipadati para pelayat dari berbagai daerah. Ratusan orang datang silih berganti untuk menyampaikan doa dan belasungkawa. Sekitar pukul 10.15 WIB, jenazah almarhum dibawa menggunakan ambulans milik PCNU Sleman menuju Pondok Pesantren Bumi Cendekia di Tirtoadi, Mlati, Sleman untuk disemayamkan.

Tampak hadir sejumlah tokoh nasional dalam takziah tersebut. Salah satunya adalah Alissa Wahid, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ia tampak haru saat menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum.

Turut hadir pula tokoh-tokoh NU lainnya, para kiai, aktivis muda NU, serta masyarakat sekitar yang turut merasa kehilangan.

Sosok Sederhana, Intelektual Organik, dan Pejuang Rakyat Kecil

Ngatawi Al-Zastrouw mengenang almarhum sebagai pribadi yang aktif, sederhana, dan penuh kepedulian terhadap persoalan rakyat. “KH Imam Aziz adalah penggagas LKiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial), dan sangat aktif mengadvokasi persoalan sosial kemasyarakatan dengan pendekatan Islam progresif,” tuturnya.

Almarhum dikenal sebagai bagian penting dari generasi muda NU yang kritis dan konsisten menjaga semangat Khittah NU. Ia terlibat dalam berbagai forum penting, seperti Mubes Warga NU di Cirebon (2004), pembentukan Nahdliyin Crisis Center saat Muktamar NU di Boyolali (2025), serta terlibat dalam gerakan Syarikat (Masyarakat Santri untuk Advokasi Rakyat).

Pendidikan, Karier, dan Perjuangan Panjang di NU

KH Imam Aziz lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 29 Maret 1962. Ia merupakan putra KH Abdul Aziz Yasin, santri dari KH Ali Maksum Krapyak (Rais Aam PBNU 1981–1984), dan Hj. Fathimah.

Semasa mudanya, ia aktif dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Lembaga Pers Mahasiswa Arena di IAIN Sunan Kalijaga (kini UIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta.

Namanya makin bersinar ketika menjadi Ketua Panitia dua muktamar penting NU: Muktamar ke-33 NU di Jombang (2015) dan Muktamar ke-34 NU di Lampung (2021). Ia juga tercatat berperan dalam penerbitan Ensiklopedia NU tahun 2014.

Keluarga yang Ditinggalkan

KH Imam Aziz meninggalkan seorang istri, Hj. Rindang Farihah, dan empat orang anak: Agusta Ann Talattova, Muhammad Birru Kamayasya, Feliq Kenza Azizy, dan Kaylatasya Mafata.

Jenazah almarhum akan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Bumi Cendekia, sebagai bentuk penghormatan terakhir di tempat yang menjadi pusat dedikasinya selama ini.

Duka Cita Mendalam dari Warga NU dan Masyarakat Indonesia

Kehilangan KH Imam Aziz bukan hanya duka bagi keluarga besar Nahdlatul Ulama, namun juga kehilangan besar bagi Indonesia. Ia adalah ulama-cendekia yang mampu menjembatani nilai-nilai tradisi dan modernitas dalam bingkai Islam rahmatan lil alamin.

Ribuan doa mengalir dari masyarakat yang mengenal maupun pernah bersinggungan dengan perjuangannya. Semoga amal ibadahnya diterima, dosa-dosanya diampuni, dan ilmunya menjadi jariyah tak terputus bagi generasi mendatang. Selamat jalan, KH Imam Aziz. Jejak langkahmu akan tetap hidup dalam sejarah perjuangan NU dan bangsa Indonesia. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jogja just now

Welcome to TIMES Jogja

TIMES Jogja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.