TIMES JOGJA, YOGYAKARTA – Sekitar 50 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Yogyakarta dinyatakan lulus setelah perekonomiannya dianggap membaik. Meski demikian, Pemkot Yogyakarta tetap mendampingi mereka menuju mandiri melalui program graduasi.
Sebelumnya di Kota Yogyakarta terdapat 12.887 KPM PKH. Kemudian, Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) di tahun 2022 telah menyaring 50 KPM PKH untuk mengikuti PKH Graduasi.
Penyuluh Sosial Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Bandoro Budi Nugroho menyebutkan PKH Graduasi pada dasarnya merupakan kondisi dimana kepesertaan KPM PKH berakhir atau dinyatakan lulus karena kondisi sosial ekonomi yang sudah meningkat.
"Ada 50 peserta PKH Graduasi yaitu mereka yang sebelumnya merupakan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan dan saat ini kondisi ekonomi sosialnya meningkat, dan sedang menjalankan atau memiliki usaha," ujar Bandoro Budi Nugroho, Sabtu (26/11/2022).
Seluruh peserta graduasi mendapat bantuan berupa dana stimulan untuk mengembangkan usahanya masing-masing, sebesar Rp 3 juta dari APBD Kota Yogyakarta. Hal itu, sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ketika penganggaran dana stimulan bersumber dari APBD DIY maupun APBN.
Tidak sebatas memperoleh gelontoran dana, setiap peserta graduasi juga mendapat pendampingan dari Dinsosnakertrans mengenai usaha ekonomi produktif. Pendampingan dilakukan secara intensif sejak dari pengelolaan usaha, fasilitasi permodalan, pemberian bantuan peralatan, sampai fasilitasi pemasaran.
"Akan dilakukan pelatihan dan pendampingan. Jadi para peserta PKH Graduasi nanti tidak sebatas memproduksi atau bikin produk saja, tapi juga bisa mengemas produknya, sekaligus mampu menemukan konsumennya dan laku di pasaran," ungkapnya.
Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, peserta PKH Graduasi akan dilihat bagaimana perkembangannya. Nantinya ketika dinilai mengalami progres, akan kembali mendapat dana stimulan agar usaha yang dijalankan semakin berkembang.
Salah satu lulusan KPM PKH Kota Yogyakarta tahun 2016, Sarni seorang pengusaha Soto dan Sop Daging Lek Min, membagikan ceritanya bagaimana bisa mandiri dan mampu meningkatkan kondisi sosial ekonominya setelah mendapat bantuan melalui PKH.
"Awal bikin usaha 2015, terus tahun 2016 dapat bantuan PKH. Alhamdulillah sekarang sudah bisa mandiri, selama proses ini juga dapat pendampingan dan dana stimulan untuk mengembangkan usaha. Harapannya makin banyak yang lepas dari PKH jadi bisa mandiri dan ekonominya semakin baik," ujar warga Kota Yogyakarta ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ekonomi Membaik, 50 KPM PKH Kota Yogyakarta Mengikuti Program Graduasi
Pewarta | : Soni Haryono |
Editor | : Ronny Wicaksono |